Jumat, 14 Mei 2010

MAKALAH WACANA PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM

WACANA PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah Fiqih Kontemporer

Dosen Pembina
Subhan M.Pd











Disusun Oleh:
Qurratul Aini



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
PolaganPamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami ucapkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Wacana Pembaharuan Hukum Islam” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan.

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 15. 05. 2010



Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 1
DARTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
a. Gambaran umum 3
b. Rumusan masalah 3
c. Tujuan penulisan makalah 3
BAB II PEMBAHASAN : WACANA PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM 4
a. Definisi pembaharuan hukum islam 4
b. Histories perkembangan hukum islam 5
c. Cara untuk melakukan pembaharuan hukum islam 8
BAB III KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14


















BAB I
PENDAHULUAN

A. Gamabaran Umum
Sekang kita hidup di era modern, semua yang kita butuhkan langsung tersedia secara instant. Fenomena ini bisa kita lihat di beberapa bidang. Di bidang komonikasi, kita dulu masih SD tidak ada orang yang memegang hendphone kecuali orang-orang tertentu saja, bahkan dulu TV sangat sulit kita jumpai, tetapi pada era ini anak SD pun sekarang sudah banyak yang memegang HP, bahkan sekarang di desa-desa sudah ada yang namanya internet. Di bidang kedokteran, sekarang orang yang hamil bisa diketahui apakah bayinya laki-laki atau perempuan, bahkan juga bisa mengetahui istri yang sudah ditinggalkan suaminya apakah dirahimnya terdapat bayinya atau tidak. Dan dibidang-bidang yang lainya. Sejalan dengan perkembangan itu, persolan-persoalan juga semakin kompleks. Apakah hukum Islam bisa menjawab semua persoalan-persoalan itu?, apakah jawaban-jawaban itu masih relevan seperti zaman Nabi dan sahabat-sahabat-Nya? dan apa yang harus dilakukan jika jawaban-jawaban itu tidak relevan lagi?

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: Apa definisi dari pembaharuan hukum Islam itu sendiri?, bagaiman historis perkembangan hukum Islam dari zaman Rasulullah SAW sampai sekarang? dan bagaiman caranya untuk melakukan pembaharuan hukum Islam itu?

C. Tujuan Penulisan makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui pembaharuan hukum Islam pada masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang dan mengapa harus ada pembahauan hukum Islam serta bagaiman caranya untuk melakukan pembaharuan hukum Islam.





BAB II
PEMBAHASAN
WACANA PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM

Dalam sistem hukum apapun dan di manapun di dunia ini, hukum mengalami perubahan, pembaharuan. Bagi hukum tanpa kitab suci atau hukum wadh’i, perubahan atau pembaharuan hukum itu dilakukan untuk menyesuaikan hukum dengan perkembangan sosial dan kebutuhan masyarakat. Ini tentu terkait dengan sifat dasar dan ruang lingkup hukum (wadh’i) itu sendiri, yaitu aturan yang dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan hidup antara manusia dengan manusia serta penguasa dalam masyarakat.
Pembaharuan hukum merupakan keharusan sejarah karena fenomena sosial kemasyarakatan tidaklah statis atau tetap, melainkan selalu berubah. Jadi, selain bersifat permanen, hukum juga berubah. “Laws maintain the status quo but also provide for necessary changes,” kata Steven Vago.

A. Definisi Pembaharuan Hukum Isalam
Pembaruan atau reformasi (tajdid dan islah) sejauh ini telah muncul dengan berbagai predikat, seperti reformisme, modernisme, puritanisme bahkan fundamentalisme. Ini sebenarnya memiliki dasar-dasar tertntu dalam pengalaman sejarah kaum muslim. Sebagai suatu bentuk implementasi ajaran Islam pasca Nabi SAW., pembaruan (tajdid dan islah) juga merupakan wacana yang inhern dalam kehidupan kaum muslim.
Pembaharuan hukum Islam terdiri dari dua kata, yaitu: “pembaharuan” yang berarti modernisasi, atau suatu upaya yang dilakukan untuk mengadakan atau menciptakan suatu yang baru, dan “hukum Islam”, yakni kumpulan atau koleksi daya upaya para fukaha dalam bentuk hasil pemikiran untuk menerapkan syariat berdasarkan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini hukum Islam sama dengan fiqh, bukan syariat.
Pembaharuan yang dimaksud disini adalah pembaharuan yang kata padanannya dalam bahasa Arab ialah tajdid, bukan bid’ah, ibda’ atau ibtida’. Sebab, meskipun kata-kata ini juga mengandung makna kebaruan, pembaharuan ataupun pembuatan hal baru, konotasinya negatif karena secara semantik mengandung arti pembuatan hal baru dalam agama. Secara kebahasaan sebetulnya kata-kata bid’ah dan tasyrifnya mempunyai arti kreativitas atau daya cipta. Maka dalam al Quran pun Tuhan disebutkan sebagai al-Badi’, Maha Kreatif atau Maha berdaya cipta (QS. 2:59 dan 6:101). Dan jika Nabi SAW bersabda agar kita berbudi dengan mencontoh budi Tuhan, maka kreativitas atau daya cipta adalah hal yang sangat terpuji. Namun sudah dikatakan, tentu saja yang terpuji itu bukanlah kreativitas atau daya cipta dalam hal agama itu sendiri, seperti kreativitas dan daya cipta dalam masalah ibadah murni. Maka sama sekali tidak dapat dibenarkan, misalnya, menambah jumlah rakaat dalam shalat atau memasukkan sesuatu yang sebenarnya hanya budaya belaka menjadi bagian dari agama murni. Maka kreativitas atau daya cipta dalam hal keagamaan murni (bukan dalam hal budaya keagamaan) sama dengan tindakan mengambil wewenang Allah SWT dan Rasul-Nya, yang menurut sabda Nabi SAW adalah sesat.

B. Historis Perkembangan Hukum Islam
Hukum Islam itu hidup dan berkembang dalam pergumulan sejarah dan sosial secara responsif, adaptif dan dinamis. Karakteristik ini memungkinkannya melakukan reformasi atau pembaharuan. Jika pembaruan itu dibawa ke dalam konteks hukum Islam, maka yang dimaksud “pembaruan hukum Islam” adalah “upaya untuk memberikan jawaban-jawaban ajaran Islam di bidang hukum terhadap kemajuan modern”.
Perkembangan hukum islam dari masa kemasa:
1. Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pada masa ini disebut masa penetepan tiang-tiang (da’aa’im).dengan memerangi orang-orang yang murtad mutanabbi dan pembangkang penyerahan zakat. Di masa ini pula dikumpulkan Al-Qur’an pada satu mushaf.
2. Masa Umar Ibn Khatab
Pada masa ini telah bisa menyusun administrasi pemerintahan menetapkan pajak, kharaj atas tanah subur yang dimiliki oleh orang non muslim, menetapkan peradilan, perkantoran, dan kalender penanggalan.
3. Masa Utsman Ibn Affan
Pada zamanya telah diperintahkan Zaid Ibn Tsabit dan Abdullah Ibn Zubair. Sa’iid Ibn Al-Ash dan Abdurrahman Bin Harits untuk mengumpulkan Al-Qur’an dengan qiraah (dialek) yang satu dengan mushaf satu macam pula pada tahun 30 H./650M.
4. Masa Ali bin Abi Thalib
Dengan wafatnya Sayyidina Ali, berakhirlah masa Khulafa’ur-Rasyidin dalam perkembangan tasyri’ Islam. Pada masa ini sumber tasyri’ Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang disebut dengan nash atau naql, apabila ada masalah yang tidak jelas dalam nash, para sahabat pada zaman Khulafa’ur-Rasyidin, memakai ijtihad dengan berpegang kepada ma’quul an-nash dan mengeluarkan ‘illah atau hikmah yang dimaksud dari nash itu, kemudian menerapkan pada semua masalah yang sesuai dengan ‘illahnya dengan ‘illah pada yang dinash untuk mendapatkan hukum yang dicari, yang disebut dengan al-qiyaas, jika hukum yang dicari tidak ada nashnya, maka para sahabat bermusyawarah, yang disebut dengan al-ijmaa’. Para Ulama’ menyebutkan bahwa dari praktek khulafa’ur-Rasyidin itu terdapat perluasan dasar tasyri’ Islam disamping Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat juga Al-Qiyaas dan Al-Ijmaa’.
5. Masa Khilafah Amawiyah
Pada masa ini adalah masa pembentukan fiqh Islami yaitu ilmu furu’ syari’ah dan hukum-hukumnya yang diambil dari dalil-dalilnya yang tafsili. Para fuqaha meletakkan peraturan dasar yang diambil dari Al-Qur’an, As-Sunnah dari Ijma’ dan Qiyas. Pada garis besarnya mereka terbagi ke dalam dua aliran, yaitu aliran Hijaz yang berpegang kepada nash-nash as-sunnah/ahli hadis, dan aliran Irak yang telah dipengaruhi kebudayaan masyarakat yang baru, sehingga para fukaha-nya cendrung menggunakan qiyas/ar-ra’yi. Dan masa ini juga telah dimulai penafsiran al-qur’an dan pengumpulan hadits, mempelajari dan mendalaminya, menjaga kepalsuan dari pengaruh politik,pengaruh gololongan,atau sebab-sebab yang lain.
6. Masa Keemasan Abbasiyah
Pada masa ini syari’at dipelajari secara khusus dengan ilmu khusus yaitu ushulul-fiqh dan dikarang kitab-kitab dalam hal furu’ fiqh. Dan pada masa ini fuqaha sunni terbagi tiga golongan, yaitu fuqaha sunni ahli Ra’yi tokohnya Abu Hanifah di Iraq, fuqaha sunni ahli hadits tokohnya Malik Ibnu Anas di Hijaz dan golongan yang bertentangan dari kedua golongan tersebut yaitu aliran Asy-Syafi’i.
7. Hukum Islam di kerajaan Mataram
Sebelum sultan agung menjadi sultan mataram, masyarakat setempat memeluk agama hindu. Setelah Sultan Agung menjadi sultan mataram hukum Islam sangat berpengaruh di kerajaan itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hukum kisas. Tidak hanya di daerah kerajaan agung saja, tetapi disebelah utara jawa, terbukti dengan adanya pengadilan-pengadilan agama baik yang berhubungan dengan keluarga atau yang lainya yang dipimpin langsung oleh pemuka-pemuka kerajaan.
8. Kerajaan Banjar
Sebagian masyarakat banjar atau Kalimantan sudah ada yang memeluk agama Islam. Pada saat Pangeran Samudra atau Pangeran Suriansyah mau berperang dengan pamanya; Pangeran Tumenggung, beliau berjanji akan masuk Islam jika menang dalam peperangan,sehingga kerajaan di Jawa banyak yang membantu. Dengan masuknya pangeran Suriansyah ke agama Islam, maka proses ilamisasi di banjar semakin mudah, tetapi konsepsi hukum yang dianut nampaknya juga tidak murni berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, karena sebelumnya sudah ada agama Hindu.dan proses Islamisasi juga dipengaruhi oleh faham tasawwuf (sufisme).
9. Hukum Islam pada masa kompeni
Hadirnya kompeni di Indonesia pada awalnya hanya untuk mendapatkan keuntungan materi saja, tetapi ketika mereka tahu kalau masyarakat Indonesia kebanyakan beragama Islam, maka agama merekapun (kristen) dibawa masuk pula ke Indonesia.secara umum kehadiran mereka di sambut kurang simpatik penduduk (orang pribumi atau inlander), karena sudah ada agama Islam sebelumnya, maka mau tidak mau mereka harus menghormati Islam sebagai agama dan kenyataan yang ada di Indonesia dan tidak bisa memaksakan pengaruhnya terutama kaitanya dengan bidang-bidang agama.
Di masa kompeni Islam dan konsepnya tidak dapat dengan mudah dipengaruhi oleh agama dan budaya belanda,itu disebabkan karena didirikanya pendidikan Islam yang dikenal dengan pesanteren,karena dipesantren merupakan basis utama dalam mengembangkan akidah Islam.
10. Pembaharuan Hukum Islam Dan Pergerakan Nasional
Hukum Islam pada masa ini bekembang cendung lamban, seirama dengan ketradisionalan, ini semuanya disebabkan karena Indonesia belum merdeka. Dapat dimakulumi jika sebagian serjan belanda melontarkan konsepnya tentang hukum agama bahwa hukum agama merupakan hukum adat setempat dan kedudukanya sebagai penunjang saja dan dapat dirombak jika tidak sesuai dengan zaman. Dan dengan hadirnya para tokoh yang notabeni dari pesantren yang sebagai konseptor merombak tata nilai berdasarkan hukum Islam,dan juga berdasarkan pengetahuan modern agar sesuai dengan zaman.
11. Hukum islam pada pendudukan jepang
Jepang datang ke Indonesia tujuan utamanya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai basis pangkalanya didaerah –daerah bagian selatan, sehingga hukum yang konsepsional tergantung kepada keadaan. artinya, apapun bentuk hukumnya kalau menganggu pemerintah militerisme maka akan dilarang dan jika konsepsi agamanya mendukung misinya maka dibiarkan berkembang.
C. Cara Untuk Melakukan Pembaharuan Hukum Islam

Dari sejarah diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa hukum Islam itu harus dinamis, sehingga tidak luput dari suatu pembaharuan. Untuk melakukan suatu pembaharuan hukum Islam harus ditempuh melalui beberapa metode. Dalam hal ini Ibrahim Hosen seorang ahli hukum Islam Indonesia menawarkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemahaman baru terhadap Kitabullah
Untuk mengadakan pembaharuan hukum Islam,hal ini dilakukan dengan direkonstruksi dengan jalan mengartikan al-qur’an dalam konteks dan jiwanya.pemahaman melalui konteks berarti mengetahui asbab an-nusul. Sedangkan pemahaman melalui jiwanya berarti memperhatikan makna atau substansi ayat tersebut.
2. Pemahaman baru terhadap Sunah
Dilakukan dengan caramengklasifikasikan sunnah, mana yang dilakkan Rasulullah dalam rangkka Tasyri’ Al-Ahkam (penetapan hukum) dan mana pula yang dilakukannya selaku manusia biasa sebagai sifat basyariyyah (kemanusiaan). Sunnah baru dapat dijadikan pegangan wajib apabila dilakukan dalam rangkaTasyri’ Al- Ahkam. Sedangkan yang dilakukannya sebagai manusia biasa tidak wajib diikuti, seperti kesukaaan Rosulullah SAW kepada makanan yang manis, pakaian yang berwarna hijau dan sebagainnya. Disamping itu sebagaimana aal-Qur’an, Sunnah juga harus dipahami dari segi jiwa dan semangat atau substansi yang terkandung didalamnya.
3. Pendekatan ta’aqquli (rasional)
Ulama’ terdahulu memahami rukun Islam dilakukan dengan Taabbudi yaitu menerima apa adanya tanpa komentar, sehingga kwalitas illat hukum dan tinjauan filosofisnya banyakk tidak terungkap. Oleh karena itu pendekatan ta’aquli harus ditekankan dalam rangka pembaharuan hukum Islam (ta’abadi dan ta’aqquli). Dengan pendekatan ini illat hukum hikmahat-tashih dapat dicerna umat Islam terutama dalam masalah kemasyarakatan.
4. Penekanan zawajir (zawajir dan jawabir) dalam pidana
Dalam masalah hukum pidana ada unsur zawajir dan jawabir. Jawabir berarti dengan hukum itu dosa atau kesalahan pelaku pidana akan diampuni oleh Allah. Dengan memperhatikan jawabir ini hukum pidana harus dilakukan sesuai dengan nash, seperti pencuri yang dihukum dengan potong tangan, pezina muhsan yang dirajam, dan pezina ghoiru muhsan didera. Sedangkan zawajir adalah hukum yang bertujuan untuk membuat jera pelaku pidana sehingga tidak mengulanginya lagi. Dalam pembaharuan hukum Islam mengenai pidana, yang harus ditekakankan adalah zawajir dengan demikian hukum pidana tidak terikat pada apa yang tertera dalam nash.
5. Masalah ijmak
Pemahaman yang terlalu luas atas ijmak dan keterikatan kepada ijamak harus dirubah dengan menerima ijmak sarih,yang terjadi dikalangan sahabat (ijmak sahabat) saja,sebagai mana yang dikemukakan oleh asy-syafi’i.kemungkinan terjadinya ijmak sahabat sangat sulit,sedangkanijmak sukuti (ijmak diam) masih diperselisihkan. Disamping itu,ijmak yang dipedomi haruslah mempunyai sandaran qat’i yang pada hakikatnya kekuatan hukumnya bukan kepada ijmak itu sendiri,tetapi pada dali yang menjadi sandaranya. Sedangkan ijmak yang mempunyai sandaran dalil zanni sangat sulit terjadi.
6. Masalik al-‘illat (cara penetapan ilat)
Kaidah-kaidah yang dirumuskan untuk mendeteksi ilat hukum yang biasanya dibicarakan dalam kaitan dengan kias. Dalam kaidah pokok dikatakan bahwa “hukum beredar sesuai dengan ilatnya”. Ini fitempuh dengan merumuskan kaidah dan mencari serta menguji alit yang benar-benar baru.
7. Masalih mursalah
Dimana ada kemaslahatan disana ada hukum Allah SWT adalah ungkapan popular dikalangan ulama. Dalam hal ini masalih mursalah dijadikan dalil hukum dan berdasarkan ini,dapat ditetapkan hukum bagi banyak masalah baru yang tidak disinggung oleh al-qur’an dan sunah.
8. Sadd az-zari’ah
Sadd az-zari’ah berarti sarana yang membawa ke hal yang haram. Pada dasarnya sarana itu hukumnya mubah,akan tetapi karena dapat membawa kepada yang maksiat atau haram,maka sarana itu diharamkan. Dalam rangka pembaharuan hukum Islam sarana ini digalakkan.
9. Irtijab akhalf ad-dararain
Dalam pembaharuan hukum Islam kaidah ini sangant tepat dan efektif untuk pemecahan masalah baru. Umpamanya perang di bulan muharram hukumnya haram, tetapi karena pihak musuh menyerang,maka boleh dibalas dengan berdasarkan kaidah tersebut,karena serangan musuh dapat menggangu eksistensi agama Islam.
10. Keputusan waliyy al-amr
Atau disebut juga ulil amri yaitu semua pemerintah atau penguasa,mulai dari tingkat yang rendah sampai yang paling tinggi. Segala peraturan Undang-Undangan wajib ditaati selama tidak bertentangan dengan agama. Hukum yang tidak dilarang dan tidak diperintahakn hukumnya mubah. Contohnya,pemerintah atas dasar masalih mursalah menetapkan bahwa penjualan hasil pertanian harus melalui koperasi dengan tujuan agar petani terhindar dari tipu muslihat lintah darat.
11. Memfiqhkan hukum qat’i
Kebenaran qat’i bersifat absolut. Sedangkan kebenaran fiqh relative.menurut para fukaha, tidak ada ijtihad terhadap nas qat’i (nas yang tidak dapat diganggu gugat). Tetapi kalau demikian halnya,maka hukum Islam menjadi kaku. Sedangkan kita perpegang pada moto: al-Islam salih li kulli zaman wa makan dan tagayyur al-ahkam bi tagayyur al-amkinah wa al-zaman.untk menghadapi masalah ini qat’i diklasifikasikan menjadi:Qat’I fi jami’ al-ahwal dan Qot’i fi ba’d al-ahwal. Pada qot’I fi al-ahwal tidak berlaku ijtihad,sedangkan pada qot’I fi ba’d al-ahwal ijtihad dapat diberlakukan.tidak semua hukum qat’I dari segi penerapanya (tatbiq) berlaku pada semua zaman.
Dalam realitas sejarahnya, usaha pembaruan hukum dalam Islam itu, menurut Coulson, menampakkan diri ke dalam empat bentuk, kodifikasi hukum Islam, prinsip takhayyur (eklektik), upaya antisipasi perkembangan peristiwa hukum baru dengan mencari alternatif-alternatif hukum. Dan terakhir adalah upaya pembaruan (islah) hukum sesuai dengan perkembangan masyarakat yang dinamis.
























BAB III
KESIMPULAN
Pembaharuan hukum islam dilakukan dengan cara berijtihad, dan ijtihad inilah yang menjadi intisari pembaharuan dalam islam. Dengan adanya ijtihad,d apat diadakan penafsiran dan interpretasi baru terhadap ajaran-ajaran yang zanni, dan dengan adanya ijtihad dapat ditimbulkan pendapat dan pemikiran baru sebagai pengganti pendapat dan pemikiran ulama-ulam terdahulu yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,Sesuai dengan moto: Al-Islam Salih Li Kulli Zaman Wa Makan Dan Tagayyur Al-Ahkam Bi Tagayyur Al-Amkinah Wa Al-Zaman.
Untuk melakukan suatu pembaharuan hukum Islam harus ditempuh melalui beberapa metode.metode yang dipakai sebagai berikut:
1. Pemahaman baru terhadap Kitabullah
2. Pemahaman baru terhadap Sunah
3. Pendekatan ta’aqquli (rasional)
4. Penekanan zawajir (zawajir dan jawabir) dalam pidana
5. Masalah ijmak
6. Masalik al-‘illat (cara penetapan ilat)
7. Masalih mursalah
8. Sadd az-zari’ah
9. Memfiqhkan hukum qat’i
10. Keputusan waliyy al-amrIrtijab akhalf ad-dararain
Pembaharuan hukum islam dimaksudkan agar ajaran islam tetap ada dan diterima oleh masyarakat modern, ini semua dapat ditempuh dengan beberapa metode, diantaranya adalah:
1. Memberikan kebijakan administrasi
2. Membuat aturan tambahan
3. Talfiq (meramu)
4. Melakukan reinterpretasi dan reformulasi






DAFTAR PUSTAKA
• Ensiklopedi hukum islam,1997, Jakarta,PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
• Mohammad Daud Ali,2004,Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di Indonesia,Jakarta,PT. RajaGrafindo persada.
• Muhammad Ali As-saayis,1995, Pertumbuhan Dan Perkembangan Hukum Fiqh, Jakarta,
PT. RajaGrafindo Persada.
• Rachmat Djatnika,Endang Saifuddin Anshari,dkk,1994,Hukum Islam Di Indonesia Perkembangan Dan Pembentukan,bandung,PT. Remaja Rosdakarya.

Selasa, 20 April 2010

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliyah
MPDP Hadis dan Ilmu Hadist

Dosen Pembina:
Lutfi M.Pd.i










Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Mahfudz



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010




STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akn mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berfikir manusia-manusia pendahulunya. Untuk mencapai semua tujuan dalam hidup apalagi dalam dunia pendidikan manusia memerlukan cara/strategi-strategi dalam mewujudkan tujuan tersebut.

A. Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagi cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas, misalnya kemampuan setiap personal, jumlaj dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya. Selanjutnya, ia juga akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan, setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik tentang siasat peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai factor, baik ke dalam maupun ke luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat kit simpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal” (J.R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas: Pertama, strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.




Di bawah ini adalah beberapa jenis strategi pembelajaran:
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction), karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi itu.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strtegi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui dengan Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu dengan empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan jika mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Keteergantungan inilah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan saling membantu serta memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok.



Slavin mengemukakan dua pendapat mengenai SPK ini. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan SPK dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatakan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, SPK dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka SPK merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

B. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan merupakan terjemahan dan kata “approach”, dalm bahasa ingris diartikan dengan come near (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path dengan arti (jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. Jadi, Pendekatan Pemecahan Masalah adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu dalam memecahkan sebuah permasalahan/problem. HM. Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas. Di bawah ini adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah:
1. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keadamaan baik secara individual maupun kelompok.

2. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi

3. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini permasalahan serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.

4. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima permasalahan.

5. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah usaha memberikan materi pelajaran dan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingak perkembangannya.
6. Pendekatan Keteladanan
Adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, prilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan ahklak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.
Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan social anak.

































REFERENSI

 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah MPDP SKI

Dosen Pembina:
Ummu Kulsum M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Holifur Rahman
Mahfudz
Sultan Iskandar



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami ucapkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Menyusun Desain Pembelajaran SKI 1” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan.

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 18.04.2010



Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1 4
A. Pengertian Desain Pembelajaran 4
B. Perencanaan Pembelajaran 4
C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran 5
D. Langkah-Langkah Dalam Mendesain Pembelajaran 7
BAB III 9
KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10


















BAB I
PENDAHULUAN

حقّ بغير نظا م يغلبه با طل بنظا م

“Kebaikan tanpa tersusun atau terencana akan dikalahkan oleh kejelekan yang terencana atau tersusun”

Tujuan pendidikan seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan atau desain pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.











BAB II
PEMBAHASAN

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

Desain adalah rancangan, pola atau model. Mendesain pembelajaran berarti menyusun rancangan atau menyusun model pembelajaran sesuai dengan Misi dan Visi sekolah. Tugas dan peran seorang desainer, sama seperti seorang arsitek, sebelum menentukan bahan dan cara mengkonstruksi bangunan terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan yang akan dibangun.

A. Pengertian Desain Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencnaan yang rumusannya berbeda satu dengan yang lain. Cunninghem misalnya, mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetehuan, fakta imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan mengformulasi hasil yang di inginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-bastas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian perencanaan di sini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk mempelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan mertode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana telah disebutkan, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pemelajaran, tahapan yang akan dilalukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah detetapkan.
2. Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua vareabel yang memengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran, yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran
3. Desain Pembelajaran Mengacu Pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran pun banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. jIka bersifat intuitif maka rancangan pembelajaran banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah maka rancangan pembelajaran diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan pembelajaran. Adapun pendekatan lainnya adalah perbuatan rancangan pembelajaran yang bersifat intuitif ilmiah, yakni merupakan paduan antara pendekatan intuitif dengan pedenkatan ilmiah sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat pelaksanaan pembelajaran dan dikembangkan pula dengan menggunakan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, maka pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sohih dari dua pendekatan lainnya apabila hanya digunakan secara terpisah
4. Desain Pembelajaran Diacukan Pada Siswa Perorangan
Setiap siswa memiliki potensi yang parlu dikembangkan.tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau di pengaruhi, tetapi tindakan atau prilaku belajar tersebut akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat
5. Desain Pembelajaran Harus Diacukan Pada Tujuan
Hasil pembelajaran mencangkup hasil langsung dan hasil tidak langsung (pengiring) perencanaan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancangan pembelajaran seringakali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran selesai (berahir) terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama, terintegrasi secara keseluruhan pada hasil langsung pembelajaran.
6. Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pengajaran yang dirasa turut memengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, variabel metode dan variabel hasil pembelajaran.



7. Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk Mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembeljaran yang diiginkan. Fokus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diarahkan. Setelah itu barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan.

D. Langkah-Langkah Dalam Mendesain Pembelajaran
Berbagai model telah dikembangkan dalam mengorganisasi pembelajaran. Satu di antaranya adalah metode Dick and Carey (1985).
Berikut langkah-langkah model Dick and Carey (1985) yang divisualisasi dalam bentuk bagan:

















Keterangan gambar:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
2. Melaksanakan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performasi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif























BAB III
KESIMPULAN

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1
Berikut langkah-langkah model desain pembelajaran Dick and Carey (1985) yang divisualisasi dalam bentuk bagan:













Keterangan gambar:
11. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
12. Melaksanakan analisis pembelajaran
13. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
14. Merumuskan tujuan performasi
15. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
16. Mengembangkan strategi pembelajaran
17. Mengembangkan dan memilih material pembelajaran
18. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
19. Merevisi bahan pembelajaran
20. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif



DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)
 Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, (Pernada Media, 2006)

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah Materi PAI SMP/SMA

Dosen Pembina:
Ummu Kulsum M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Holifur Rahman
Mahfudz
Sultan Iskandar



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami lantunkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Agama Islam ” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 17.04.2010



Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 4
A. Pengertian Kurikulum Para Ahli 4
B. Bentuk-Bentuk Kurikulum 2004 Dan 2006
C. Tanggapan Kelompok Tentang Kurikulum Yang Ada Sekarang
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan agama islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam pendidikan dan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pendidikan dan pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.













BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Kurikulum Para Ahli
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata Curir dan Curere, yang pada waktu itu kurikulum diartikulasikan sebagai jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai dari garis strat sampai finish.

Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki interpretasi yang berbeda tentang kurikulum, namun dalam perbedaan interpretasi tersebut masih memiliki persamaan, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli tentang kurikulum:
1. Murray Print mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
2. Peter F. Oliva menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
3. Hilda Taba mengatakan bahwa kurikulum adalah program atau rencana belajar
4. Crow and Crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatau program untuk memperoleh ijazah.
5. M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
6. Zakiyah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
7. Dr. Addamardasyi Sarhan dan Dr. Munir Kamil bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, social, olah raga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
8. Alice Miel mengatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan, kecakapan dan sikap-sikap orang yang melayani dan dilayani di sekolah.

Dengan demikian pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangn dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaanya bukan saja di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

B. Bentuk-Bentuk Kurikulum 2004 Dan 2006
1. Bentuk Kurikulum 2004

2. Bentuk Kurikulum 2006
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujakan oleh para pengembang kurikulum ditingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang berorintasi pada pencapaian kompetisi. Oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari unsure yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolahan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat kita lihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang selanjutnya SI dan SKL itu hars dijadikan salahsatu rujakan
a. Pengertian KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa KTSP adalah kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
b. Karakteristik KTSP
1) Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu
3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah
4) KTSP merupakan kurikulum tekhnologis
c. Tujuan KTSP
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3) Meningkatkan kompetisi yang sehat ntar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai
d. Dasar Penyusunan KTSP
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan formal
e. Komponen KTSP
Sebagai sebuah pedoman KTSP terdiri atas empat komponen, yakni:
1) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
2) Struktur program dan muatan KTSP
3) Kalender pendidikan
4) Silabus dan rencana pembelajaran
f. Proses Penyusunan KTSP
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun KTSP, yaitu:
1) Analisis konteks. Yaitu, mengidenifikasi Standar Isi dan Standar Kemampuan lulusan, menganalisis kondisi yang ada dari satuan pendidikan dan menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar.
2) Mekanisme penyusunan. Yang meliputi Tim Penyusun, Kegiatan dan Pemberlakuan.


C. Tanggapan Kelompok Tentang Kurikulum Yang Ada Sekarang
























DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)
 Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, (Pernada Media, 2006)

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN BELAJAR MENGAJAR

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR
DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah Strategi Belajar Mengajar II

Dosen Pembina:
Lailatur Rahmah M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Syamsul Arifin
Nawawi


Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami lantunkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Kegunaan Media Sumber Belajar Dan Proses Balajar Mengajar” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 16.04.2010



Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR 4
A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan 4
B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual 5
C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran 5
D. Lebih Memantapkan Pengajaran 5
E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika 5
BAB III 8
KESIMPULAN 8
DAFTAR ISI 9













BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.













BAB II
PEMBAHASAN

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akn mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berfikir manusia-manusia pendahulunya. Untuk mencapai semua tujuan yang dimaksud maka diperlukan alat atau media dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Dari beberapa literatur tidak terdapat perbedaan pengertian alat dan media pendidikan, Zakiyah Deradjat menyebutkan pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan, sarana pendidikan. Sedangkan dalam kepustakaan asing, sementara ahli menggunakan istilah audio visual aids (AVA), teaching, material, instructional material.

Di bawah ini terdapat beberapa kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar:
A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan
1. Mempercepat laju belajar dan membantu guru/dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
2. mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik/mahasiswa.
3. Membuat konkrit konsep yang abstrak
4. Menampilkan objek yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang




B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual
1. Mengurangi control guru/dosen yang kaku dan trasisional
2. Memberikan kesempatan bagi peserta didik/mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya
3. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpang menurut kebutuhan

C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran
1. Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis
2. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
3. Merangsang anak didik untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan belajar dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu
4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran

D. Lebih Memantapkan Pengajaran
1. Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi
2. Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit
3. Mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik
4. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat

E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika
1. Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit
2. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa
3. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit



Dalam kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Identifikasi kebutuhan sumber daya
Pengelola sekolah perlu dilakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama manusia, yang tersedia untuk dapat memanfaatkan atau mengelola sumber-sumber belajar demi pencapaian tujuan pendidikan. Ketersediaan sumber belajar tidak akan banyak berarti tanpa ada dukungan sumber daya manusia yang mampu menggunaknnya.

2. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
Selain persoalan ketersediaan sumber daya di sekolah juga perlu diklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam pemnfaatannya.

3. Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok
Sumber belajar tidak hanya dipahami sebagai jumlah benda matin namun juga berupa mahkluk hidup, termasuk manusia. Oleh karenanya pengelompokan sumber belajar sangat membantu dalam penggunaanya agar sesuai dengan tujuan belajar dari setiap mata pelajaran.

4. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang dimampu guru
Setelah mengelompokkan sumber-sumber belajar maka mengkaitkan kelompok sumber belajar tersebut dengan mata pelajaran yang dimampu guru.

5. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran
Langkah berikutnya yang perlu dicermati adalah menentukan materi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Penggunaan sumber belajar pada dasarnya untuk mendukung pencapaian kompetensi ini. Kompetensi yang dimaksud di sini mencakup penguasaan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat.


6. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran
Langkah berikutnya adalah memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.































BAB III
KESIMPULAN

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan
B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual
C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran
D. Lebih Memantapkan Pengajaran
E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika

Dalam kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Identifikasi kebutuhan sumber daya
2. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
3. Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok
4. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang dimampu guru
5. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran
6. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran











DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)

Jumat, 19 Februari 2010

PROPOSAL PENDIRIAN SEKOLAH

PROPOSAL
PENDIRIAN
SEKOLAH MADRASAH ALIYAH AL-MUSTARDLI

Proposal ini akan diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Manajement Pendidikan Islam”
yang dibimbing Oleh Mohammad Toha M.Pd.i


Oleh: Ach Saedi Tamin


SEKOLAH MADRASAH ALIYAH (SMA) AL-MUSTARDLI
RUBARU SUMENEP
TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGANTAR PROPOSAL

Sasaran umum pembangunan jangka panjang adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia pada umumnya yang maju dan mandiri didalam suasana tentram dan sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang berdasarkan pancasila. Manusia dan masyarakat yang maju dan mandiri adalah manusia dan masyarakat yang berkualitas utuh, yaitu yang beriman, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, produktif, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai tanggung jawab kesetiakawanan social dan disiplin tinggi.

Sejalan dengan hal tersebut, undang-undang tentang system Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangkamewujudkan tujuan nasional. Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetaahuan, kemampuan, keterampilan yang berkualitas.

Berdasarkan skala intelegensi Wechter. Munandar (1992) menyatakan anak berbakat intelektual tergolong “sangat unggul” (IQ >130) berjumlah 2,2% dan tergolong “unggul” (IQ 120-129) berjumlah 6,7% dari populasinya. Keuntungan lain dengan penyelenggaraan sekolah unggulan ini untuk memacu pemerataan kualitas pendidikan nasional. Dari segi efektifitas penggunaan sumber daya, penyelenggaraan sekolah unggulan memiliki nilai strategis dalam memacu keterlibatan dunia swasta untuk turut berperan serta secara aktif dalam pembangunan pendidikan. Dengan adanya pengembangan cirri-ciri keunggulan tertentu yang sesuai dengan kekhasan potensi ekonomi, social dan budaya daerah setempat, penyelenggaraan sekolah unggulan memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan.


A. Visi dan Misi
1. Visi
Visi SMA AL-MUSTARDLI Rubaru Sumenep adalah:
“Mencetak kader muslim yang sehat jasmani dan rohani serta unggul dalam IMTEK dan IMTAQ".
Adapun indikatornya adalah:
a. Peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT
b. Berakhlak mulia terhadap orang tua, guru, teman, masyarakat dan lingkungan
c. Peningkatan kualitas SDM bagi tenaga kependidikan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
d. Unggul peningkatan prestasi akademis
e. Unggul dalam bidang computer dan bahasa asing, utamanya bahasa ingris dan bahasa Indonesia
f. Unggul dalam prestasi olah raga dan seni
g. Unggul dalam berbagai karya ilmiah remaja dan berbagai lomba olimpiade
h. Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif
i. Mendapat kepercayaan dari masyarakat

2. Misi
Misi SMA AL-MUSTARDLI Rubaru Sumenep adalah:
a. Menyelenggarakan system pendidikan yang terpadu antara agama dan umum
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki
c. Membangkitkan segala potensi peserta didik dan membimbingnya dengan mengadakan kegiatan pengembangan model-model pembelajaran yang inofatif dan menyenangkan sehingga siswa betah belajar disekolah
d. Siswa mampu mengoprasikan computer program Microsoft Word, Microsof Excel, Microsoft Power Point 85% serta mampu mengoprasikan Internet
e. Siswa mampu mengembangkan kemampuan dalam Bahasa Ingris dan Bahasa Arab
f. Menumbuhkan penghayatan terhadap pelajaran agama, utamanya dalam bidang akhlak
g. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal
h. Memotifasi dan menfasilitasi siswa untuk menguasai Bahasa Ingris dan Arab menuju era globalisasi
i. Menerapkan manajement partisipasif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komete sekolah.

B. Target dan Tujuan
SMA AL-MUSTARDLI Rubaru Sumenep didirikan dengan bertujuan:
1. Membantu memanifestasian tujuan pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
2. Mencetak Out Put dan Out Comes yang berkualitas dan berakhlakul karimah
3. Menyiapkan generasi muslim yang utuh, beriman dan berilmu amaliah dan beramal ilmiah sebagai manifestasi hamba Allah yang Kholifah Fil Ardli.

C. Sasaran SMA AL-MUSTARDLI Rubaru Sumenep
Dengan memperhatikan dasar hukum dan tujuan program sekolah yang kondusif dan obyektif beserta permasalahannya yang dihadapi SMA AL-MUSTARDLI yaitu ada 6 (Enam) sasaran pokok:
1. Peningkatan mutu pendidikan baik yang bersifat intra maupun ekstra kurikuler yang sasarannya profesi guru, mutu pengelola, pengelola perpustakaan dan Pengelola administrasi.
2. Peningkatan mutu dan wawasan siswa dalam dunia IPTEK dan IMTAQ melalui kegiatan
3. Peningkatan dan penyempurnaan Laboratorium, IPA, Lab. Bahasa keterampilan
4. Berusaha dan meningkatkan mutu dan menuju SMA Unggulan
5. Mengusahakan siswa-siswa yang rangking 1 s/d 10 masuk perguruan negeri tanpa test atau melalui PMDK
6. Peningkatan kegiatan ekstra keterampilan untuk menambah pengetahuan bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
D. Perencanaan (Planning)
1. Perencanaan Guru (Ketenagaan)
Di lembaga SMA Al-Mustardli, perencanaan guru yang dimulai dari rekrutmen, seleksi, penempatan hingga pembagian tugas dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Tidak seperti di lembaga sekolah yang sangat birokratik dan administratif. Sebab, yang terpenting bagi lembaga SMA Al-Mustardli, guru-guru yang akan mengajar mempunyai kualitas keilmuan yang layak dan kapasitas moral yang bisa dipertanggungjawabkan.
Di lembaga SMA Al-Mustardli ada salah satu nilai yang selalu ditanamkan kepada seluruh guru yaitu pengabdian tersebut harus dilukakan dengan ikhlas tanpa pamrih. Sedangkan keputusan penempatan mereka disesuaikan dengan keperluan lembaga berdasarkan pada kemampuan bidang yang dimiliki guru tersebut..
Data Guru SMA Al-Mustardli
Berdasarkan Ijazah / Pendidikan Terakhir

IJAZAH TERAKHIR JUMLAH GURU KET.
Dipl. - Pendidikan
- Umum
- Agama


S1 - Pendidikan
- Umum
- Agama 42
3
6
Guru Tetap 24
Jumlah total 75 orang

2. Perencanaan Siswa
Perencanaan siswa di SMA Al-Mustardli dilakukan dengan cara membuka pendaftaran siswa seperti halnya lemabaga pendidikan pada umumnya. Adapun proses penerimaan siswa tersebut, direncanakan melalui proses yang panjang, mulai dari syarat-syarat penerimaan, pendaftaran awal, tes seleksi, hingga pendaftaran ulang dan penyerahan siswa dari walinya kepada Kepala Madrasah. Proses tersebut dilakukan dengan cara yang sederhana dan penuh kemandirian. Salah satu proses yang tersebut di atas, sejak dini para siswa diberikan pemahaman-pemahaman mendasar tentang maksud dan tujuan mencari ilmu (thalibul ’ilm), yaitu bahwa ”belajar untuk ibadah”, siap dididik dengan ikhlas di lembaga MI. Semua proses ini diatur oleh panitia khusus yaitu panitia penerimaan siswa baru. Setelah semua langkah-langkah perencanaan di atas dilalui, maka selanjutnya siswa-siswa diorganisir, diatur, dan ditempatkan ke kelas-kelas sesuai dengan penjenjangan dan kelanjutan studi yang berlaku SMA Al-Mustardli.

3. Perencanaan Kurikulum (Materi Pelajaran)
Kurikulum SMA Al-Mustardli adalah segala rencana dan pengaturan yang berhubungan dengan tujuan, materi, dan instrumen pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan para siswa-siswi dan guru-guru, baik dalam rangka berinteraksi dengan Allah dan Rasul, dengan diri sendiri, maupun dengan sesama manusia dan dengan alam. Semua kegiatan di kelas dan di luar kelas, seluruhnya harus tercakup dalam kurikulum. Hal ini tentu saja berangkat dari filosofi dan sistem pendidikan SMA Al-Mustardli yang menerapkan integralisasi pendidikan, yaitu antara pendidikan sekolah, rumah, dan miniatur masyarakat, sehingga segala gerak-gerik dikurikulumkan secara jelas dan terencana.
Namum demikian, semua rencana kurikulum itu diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku, dengan penekanan khusus pada upaya mempersiapkan siswa/lulusan untuk: 1) menguasai bekal-bekal dasar keulamaan, kepemimpinan dan keguruan, 2) memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan bekal-bekal dasar tersebut sampai ke tingkat yang paling maksimal secara mandiri, dan 3) siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat secara benar dan proporsional. Semua tujuan institusional tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk “tujuan kurikuler” dan “tujuan instruksional atau edukasional”, yaitu tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam setiap pokok bahasan ada di dalam masing-masing bidang studi.


4. Perencanaan Sarana dan Prasarana
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, mulai dari rencana pengadaan, penyaluran, hingga perawatannya, di lembaga SMA Al-Mustardli ditangani oleh penganggungjawab khusus yang disebut bagian sarana, bahkan ada bagian khusus yang bertanggungjawab untuk tugas perencanaan pengadaan sarana ini.
Namun demikian, sarana dan prasarana pendidikan di SMA Al-Mustardli selalu direncanakan pengadaannya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip berikut: 1) direncanakan dan diusahakan dengan cara-cara yang halal dan baik, 2) dipisahkan secara tegas antara hak milik peribadi dan hak milik lembaga, 3) mengacu kepada jiwa kemandirian, sebagai salah satu dari nilai-nilai agama yang harus diperhatikan, 4) dikelola dengan manajemen yang terbuka dan amanah, dan 5) pengadaannya harus diciptakan untuk selalu berguna bagi kepentingan pendidikan.

5. Perencanaan Keuangan
Persoalan keuangan di lembaga SMA Al-Mustardli didapat dengan usaha-usaha yang penuh dengan kemandirian dan tidak tergantung pada subsidi dari pemerintah. Inilah salah satu daya tahan lembaga ini yang sangat independen dan otonom, yang tentunya sulit ditemukan di lembaga-lembaga lain di luar madrasah. Semua perencanaan itu, tentu saja menggunakan sistem penganggaran yang mengedepankan nilai kejujuran dan amanah yang tinggi dari para pengelolanya agar rencana penganggaran keuangan lembaga SMA Al-Mustardli bisa dipertanggungjawabkan.
Namun demikian, ada satu hal yang selalu ditanamkan di SMA Al-Mustardli ini adalah bagaimana setiap dana yang direncanakan dan dikelola itu mendatangkan barokah yang sebesar-besarnya bagi pemenuhan kebutuhan lembaga. Sekecil apapun dana yang yang diterima, itu merupakan amanah Allah yang harus disalurkan dan dikelola secara jujur dan proporsional sesuai dengan ketentuan yang digariskan. Untuk itulah, di lembaga SMA Al-Mustardli berbagai rencana dan upaya dilakukan untuk mendapatkan dana yang didapat dari usaha-usaha internal seperti; penarikan iuran bulanan dari siswa-siswi, maupun dari usaha-usaha eksternal yang diperolah dari penghimpunan dana melalui para dermawan, simpatisan dan donatur tetap.

6. Perencanaan Humas
Hubungan masyarakat diciptakan dan diupayakan agar bisa menjadi mediator para pengelola SMA Al-Mustardli untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat sekitar lembaga maupun dengan para wali murid. Oleh sebab itu, bagian humas selalu merencanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencari dan menjaring masyarakat sekitar agar bisa menyekolahkan anak-anaknya di lembaga SMA Al-Mustardli, termasuk berupaya untuk mencari hubungan sosial dan hubungan keuangan dengan para simpatisan dan para donatur lembaga yang sangat peduli terhadap perkembangan pendidikan madrasah, khususnya di lembaga pendidikan seperti SMA Al-Mustardli.




E. Pengorganisasian (Organizing) SMA AL-MUSTARDLI
Struktur dan Organisasi SMA AL-MUSTARDLI, disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan pengolahan kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta tahun 2003 sebagai berikut:
















Keterangan:
Garis Komando/Koordinasi
Garis Konsultasi

Qurratul Aini M.Pd = K. TU
1. Farid Harja S.Pd.i = Adm. Kesiswaan
2. kholifur Rahman SE = Adm. Keuangan
3. Samsul Arifins.Pd.i = Adm. Koperasi
4. Habibur Raman S.pd = Adm. Umum
5. Yesi ST = UPT. Komputer
6. Khotibul Umam S.Pd = Bag. Pengarsipan
7. Ismail S.Pd = UPT. Laboratorium IPA
8. Samsul Hilal S.Pd = UPT. Perpustakaan
9. Rahma S.Pd = Kebersihan

F. Penempatan Staf / Pembagian Tugas SMA AL-MUSTARDLI
Penggunaan struktur organisasi yang tersebut diatas memerlukan perumusan pembagian tanggung jawab sebagai berikut:
1. Tugas Kepala Sekolah
a. Sebagai penanggung jawab atas keseluruhan pengelolaan sekolah
b. Bersama wali dan para guru menyusun rencana kerja tahun ajaran baru
c. Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kurikulum
d. Memriksa dan mengesahkan satuan pelajaran yang disajikan kepada para siswa
e. Mengadakan kunjungan ke kelas/lokal, laboratorium dan perpustkaan
f. Memimpin rapat kerja di sekolah
g. Menghadiri rapat dengan atasan (Yayasan maupun Depdikbud)
h. Menandatangani Ijazah, Foto Kopy Ijazah, Surat Mutasi Siswa Pindah dan Legalisir
i. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Yayasan dan DIKNAS

2. Tugas Kepala Bidang Unggulan
a. Sebagai penanggung jawab pengelolahan internal kelas
b. Bersama wali dan para guru menyusun rencana kerja sekolah kelas
c. Mengadakan kunjungan ke kelas/lokal, laboratorium dan perpustkaan
d. Memimpin rapat rutin bersama kepala sekolah

3. Tugas Kepala Tata Usaha
Bertanggung jawab dalam urusan administrasi ketata usaha sekolah baik keluar maupun kedalam, seperti:
a) Administrasi kantor
b) Kepegawaian
c) Administrasi keuangan
d) Koperasi sekolah
e) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

4. Tugas Wakasek Kesiswaan
a. Perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa baru
b. Kegiatan ekstra kurikuler
c. Pembinaan OSIS
d. Tata tertib siswa
e. Menkoordinasi alumnus
f. Membimbing koperasi sekolah
g. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

5. Tugas Wakasek Kurikulum
a. Menyusun program tahunan
b. Mengadakan/pengelolaan system pembelajaran
c. Membantu pembagian tugas guru
d. Menyusun jadwal pelajaran
e. Mengelola kegiatan belajar-mengajar
f. Membuat dan bertanggung jawab pengelolaan nilai
g. Bertanggung jawab pengelolaan kegiatan kurikulum
h. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

6. Tugas Wakasek Sarana-Prasarana
a. Inventarisasi sarana/prasarana
b. Pengadaan sarana/prasarana
c. Pemeliharaan sarana/prasarana
d. Pengelolaan keuangan alat-alat pengajaran
e. Kelengkapan format kerja
f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

7. Tugas Wakasek Hubungan Masyarakat
a. Kerjasama dengan BP 3/Komete
b. Peringatan hari-hari nasional/keagamaan
c. Bakti social
d. Kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan pada perguruan tinggi/masyarakat
e. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

8. Tugas Koordinator Bimbingan Dan Penyuluhan
a. Menyusun tugas BP dan program bimbingan karer
b. Memonitor pelaksanaan BP pada umumnya dan program bimbingan karer khususnya
c. Mengkoordinasikan untuk mendapat masukan dari pelaksanaan BP dan bimbingan karer pada khususnya
d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

9. Tugas-Tugas Wali Kelas
a. Membina murid yang menjadi tanggungjawabnya
b. Membentuk pengurus kelas
c. Membagi murid menjadi kelompok belajar
d. Mendata murid yang pandai, nakal dan yang bodoh (kurang tanggap terhadap pelajaran)
e. Bertanggung jawab kebersihan kelas yang menjadi tanggung jawabnya beserta halaman kelas/diperintah
f. Menertibkan absensi murid, data kelas dan mengisi raport serta menarik raport sesuai dengan hari yang ditentukan
g. Melaporkan anak yang nakal kepada guru BP
h. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada kepala sekolah

10. Tugas Pendidik/Guru
a. Memberilan materi pelajaran sesuai dengan bidang tugas serta pembagian jam mengajar
b. Membuat Prota, Promes, Silabus
c. Membuat rencana pembelajaran (RP)
d. Mengadakan test formatif/evaluasi
e. Mengadakan praktek bagi pemegang bidang studi biologi, fisika dan fiqih/syariah, bahasa arab dan ingris
f. Mengabsen siswa sebelum/sesudah memberikan materi pelajaran
g. Membuat rekap nilai
h. Pada tiap-tiap akhir bulan melaporkan secara tertulis kepada wakil kepala sekolah tentang keadaan siswa yang diajar.






G. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yang dilaksanakan dilembaga SMA Al-Mustardli yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan organisasi/lembaga pada masa selanjutnya.
Upaya tersebut secara sinergis dilaksanakan sebagai bahan evaluasi perbaikan program pada masa yang akan datang. Terutama:
A. Kedisiplinan guru, Kepala sekolah beserta Staf-stafnya
B. Kedisiplinan murid
C. Metode pembelajaran
D. Pembinaan kesejahteraan
E. Analisis daya tampung siswa
F. Pemeliharaan
G. Layanan perbaikan
H. Analisis sumber dana

Beberapa pola pengawasan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai langkah mengembangkan perubahan dalam menyetarakan pendidikan seiring dengan perkembangan zaman, dengan memperhatikan:
A. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan kontinyu
B. Pengawasan dilakukan pada data yang ada secara menyeluruh
C. Controlling dilakukan dengan pihak yang bersangkutan
D. Hasil pengawasan hendaknya bertujuan untuk menuju perbaikan

Proses yang dilaksanakan di lembaga SMA Al-Mustardli tidak hanya berkutat di pihak civitas lembaga tetapi seluruh elemen masyarakat terkait dengan pelaksanaan manajemen pendidikan yang dijalankan sejak berdirinya lembaga tersebut sampai seterusnya

1. Pengawasan Guru (Ketenagaan)
Pengawasan terhadap guru, di lembaga SMA Al-Mustardli dikontrol langsung oleh Kepala Madrasah. Hal ini bisa dilihat dalam program kerja dan kegiatan kepala madrasah yang selalu melakukan monitoring dan supervisi di kelas-kelas setiap harinya, memeriksa buku persiapan mengajar guru-guru, dan selalu mengawasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Adapun tugas guru di bidang fungsional dan struktural pengawasannya langsung di bawah tanggungjawab bagian pendidikan dan kurikulum bersama dengan bagiaan personalia.
Di samping pengawasan langsung dari kepala madrasah, bagian pendidikan dan kurikulum juga melakukan pengawasan dengan cara mengkoordinir kegiatan guru yang berhubungan dengan disiplin harian dan membuat jadwal petugas keliling ke kelas untuk mengetahui sekaligus mencarikan pengganti guru yang tidak mengajar.

2. Pengawasan Siswa
Pengawasan terhadap siswa secara garis besar dibagi menjadi dua bagian. Pertama, di kelas mereka dibina sekaligus diawasi oleh wali kelas. Kedua, di luar kelas mereka dibina oleh orang tua yang bekerja sama dengan Humas. Di samping itu guru kelas yang juga selalu membina, membimbing, dan mengawasi dengan ekstra disiplin terhadap segala aktivitas siswa sehari-hari.
Pengawasan terhadap siswa ini juga dilakukan oleh bagian kesiswaan yang ada di SMA Al-Mustardli terutama dalam pelaksanaan kegiatan pelajaran formal dan praktek ataupun tutorial sekolah, agar supaya siswa-siswa bisa hidup penuh disiplin dan bisa mengendalikan dirinya sebaik mungkin. Untuk itulah, bentuk pengawasan siswa yang dikembangkan di lembaga SMA Al-Mustardli menggunakan pendekatan uswah (keteladanan) dan shuhbah (pendampingan) agar para siswa bisa diajak kepada kebaikan dengan mudah tanpa ada kesan pemaksaan, sehingga dengan sendirinya para siswa akan menyadari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang telah diperbuatnya.

3. Pengawasan Kurikulum (Materi Pelajaran)
Di lembaga SMA Al-Mustardli, proses pelaksanaan kurikulum dalam bentuk KBM sehari-hari selalu diawasi dan dikontrol oleh Kepala Madrasah bersama bagian akademik sekolah sebagai penanggungjawab. Kepala Madrasah dan para guru serta bagian pendidikan dan kurikulum selalu mengadakan pertemuan mingguan yang penuh dengan nilai kebersamaan dan kekeluargaan dalam rangka evaluasi pelaksanaan KBM selama sebulan dan merencanakan segala sesuatu yang akan dikerjakan pada bulan berikutnya, agar pengawasan terhadap kurikulum pendidikan betul-betul inovatif dan bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan yang benar-benar menjadi sesuatu yang ilmul-yaqin (well-informed), ainul-yaqin (well-visioned), dan haqqul-yaqin (well-believed) kepada seluruh elemen lembaga SMA Al-Mustardli, terutama kepada para guru dan para siswa.
4. Pengawasan Sarana dan Prasarana
Pengawasan sarana dan prasarana di SMA Al-Mustardli, sepenuhnya merupakan tugas dan wewenang bagian sarana dan prasarana. Bentuk pengawasannya dilakukan dengan cara mengadakan control dan checking terhadap kondisi peralatan dan aset-aset sekolah secara berkala dan segera mengambil langkah-langkah solutif apabila melihat atau menemukan kerusakan dan kekurangan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dan berkoordinasi kepada bagian pembangunan. Artinya bahwa pengawasan tersebut betul-betul telah dilakukan oleh pihak yang berwenang, dan kalaupun memang sudah waktunya sarana tersebut diperbaiki ataupun dibelikan yang baru, pihak pengawas tersebut harus memperhatikan nilai keefektifan dan efisiensi (kesederhaan) dan bisa mengusahakannya secara mandiri dan disesuaikan dengan kemampuan lembaga.


5. Pengawasan Keuangan
Pengawasan terhadap keuangan di lembaga SMA Al-Mustardli adalah wewenangnya bagian pendanaan. Tentu saja dengan cara melakukan audit keuangan terlebih dahulu secara jujur (shiddiq) dan amanah terutama terhadap dana yang tidak jelas sumbernya. Dari hasil audit itu kemudian dilaporkan kepada dewan pengurus madrasah untuk dikaji, dianalisis, dikoreksi dan diadakan perbaikan jika misalkan ada anggaran yang sekiranya janggal. Baru kemudian dewan pengurus bersama kepada madrasah menyetujui untuk dioperasionalkan. Tetapi sebagai bentuk dari sikap kehati-hatian, maka semua laporan keuangan tersebut bentuk pembelanjaannya pasti dipertanyakan dengan rinci oleh Dewan Pengurus Madrasah. Tentu saja pemegang keuangan itu harus membuktikannya dengan bukti-bukti kuat yang bisa dipercaya (amanah) dan dipertanggungjawabkan seperti nota, kwitansi, dan lain-lain.

6. Pengawasan Humas
Pada bagian Humas telah diuraikan bahwa hampir semua hubungan interaksi dengan masyarakat sekitar dan wali murid diawasi oleh bagian Humas sendiri bersama-sama dengan Dewan Pengurus Madrasah. Dari hasil pengawasan itu, para pengurus harus melaporkan kepada Kepala Madrasah, untuk kemudian dipikirkan rencana tindak lanjutnya agar suasana kebersamaan dan kepercayaan dari seluruh elemen dan stake holders madrasah dapat terjaga secara berkesinambungan.

7. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan
Dari proses pendidikan yang telah diuraikan di atas, selanjutnya lembaga SMA Al-Mustardli melangsungkan berbagai bentuk evaluasi dan supervisi untuk mengukur sejauhmana keberhasilan menyelenggarakan pendidikan. Dari segi waktu pelaksanaan evaluasi ada yang bentuknya harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. Sedangkan macam-macam ujian dari proses penyelenggaraan pendidikan tersebut terdiri dari; ujian masuk, ujian semester pertama, ujian semester kedua, dan ujian akhir (UAN).
Semua bentuk pelaksanaan evaluasi di atas, tidak lain hanyalah berfungsi sebagai tes prestasi (achievement test) dengan tujuan utama agar para siswa bisa belajar lebih baik. Karena itu, pelaksanaan evaluasi pendidikan di lembaga SMA Al-Mustardli mempunyai dasar dan syarat-syarat sebagai berikut; validitas, reliabilitas, differentibilitas, dan edukatif serta praktis. Namun demikian, penilaian terhadap aspek afektif dan psikomotorik, terutama moralitas (akhlaqul karimah) dan kepribadian siswa menjadi dasar/pijakan utama untuk menentukan kesuksesan proses pendidikan di lembaga SMA Al-Mustardli.
Oleh karena itu, sistem penilaian pendidikan di SMA Al-Mustardli yang tidak hanya melihat prestasi siswa dalam bentuk nilai-nilai mata pelajaran yang kemudian hasilnya dilaporkan dalam bentuk rapor prestasi belajar. Tetapi, aspek kepribadian dan kegiatan di luar kelas juga dinilai dan penjadi penentu kenaikan dan kelulusan siswa dari lembaga SMA Al-Mustardli.

Dengan adanya system pengawasan tersebut maka aspek kelemahan dan kelebihan akan muncul dan sejauh mana kedua factor tersebut mampu mempengaruhi kinerja yang selama ini telah beralangsung.










H. Pola Manajemen Kurikulum
1. Penetapan kurikulu yang dipakai
Secara garis besar, kurikulum dan materi pendidikan di SMA Al-Mustardli dikelompokkan menjadi 3 jenis pendidikan, yaitu: 1) Pendidikan Keagamaan 2) Pendidikan Keilmuan (Intelektualitas); dan 3) Pendidikan Keterampilan.
Kelima jenis kurikulum tersebut dijabarkan dalam beberapa Bidang Studi yang diprogram sesuai dengan kelas/tingkat pendidikan yang ada dengan alokasi waktu yang fleksibel dan disesuaikan dengan target kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa-siswi. Berikut daftar kurikulum dan materi pendidikan atau bidang studi yang berlaku di SMA Al-Mustardli:

Distribusi Kurikulum Pendidikan dan Bidang Studi
Di Lembaga SMA Al-Mustardli
NO JENIS
KURIKULUM PENDIDIKAN BIDANG STUDI
1 Pendidikan Keagamaan (Syari’ah/ibadah); - Bahasa Arab
- Agama Islam

2 Pendidikan Keilmuan/Keahlian - Bahasa Ingris
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Prancis
- Tekhnik Informatika dan komonikasi
- Bahasa Jepang
- Matematika
- Fisika
- Bimbingan Konseling
- Kimia
- Biologi
- Kewarga Negaraan
- Bahasa German
- Akuntansi
3 Pendidikan Keterampilan - Penjaskes
- Kesenian

Dari materi-materi di atas, maka dibuatlah silabus dan struktur kurikulum per-kelas yang disusun per sub-bidang studi sebagai pelengkap dari kurikulum yang telah ada di atas. Silabus tersebut berisi standar kompetensi, rincian materi pembelajaran, indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian, alokasi waktu yang disediakan dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus tersebut disusun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan di lembaga SMA Al-Mustardli yang berlandaskan pada “nilai-nilai keagamaan” dan bersifat akomodatif terhadap perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan.

2. Peningkatan Mutu
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan persoalan, sekolah bersama-sama dengan semua unsur-unsurnya termasuk Komite Sekolah membuat rencana dan program untuk merealisasikan rencana dan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan sebagai berikut:
A. Sasaran 1 : Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Rencana : Peningkatan kedisiplinan
Penanggung jawab : Guru BP/BK
Program Kerja 1 : Pengadaan Buku Saku Tata Tertib Sekolah
Rincian Program:
1. Pengadaan buku saku
2. Pembagian buku saku
3. Pemantauan pelaksanaan
4. Evaluasi pelaksanaan
5. Koordinasi
Program kerja 2: Pembinaan Kedisiplinan Melalui Upacara Bendera
Rincian Program:
1. Menyusun jadwal Pembina Upacara
2. Mengtur materi pembinaan
3. Membuat peleton khusus bagi siswa yang melanggar tata tertib
4. Pemberian penghargaan dan sanksi
Program kerja 3: Pembuatan Instrumen
Rincian Program:
1. Rapat koordinasi BP/BK dengan Wali kelas
2. Merumuskan score untuk setiap pelanggaran
3. Menyusun format laporan untuk orang tua
4. Membuat peta kerawanan
5. Menyusun lembar pemantauan kedisiplinan
6. Pembagian tugas pemantauan
Program kerja 4: Pemberdayaan peran BP/BK
Rincian Program:
1. Penyusunan program kerja
2. Koordinasi dengan guru, wali kelas dan Tata Usaha
3. Pengadaan format administrasi
4. Mengikutsertakan guru BP/BK dalam seminar atau MGBK
5. Pendelegasian wewenang yang lebih luas pada guru BP/BK
6. Pembentukan informan kelas
7. Rehabilitasi ruang BP/BK
8. Penyenggaraan tes IQ

B. Sasaran : Meningkatkan jumlah nilai rata-rata 0,38 tiap tahun
Rencana : Peningkatan NEM siswa
Program kerja 1 : Penambahan jam pelajaran Ebtanas
Rincian Program:
1. Menyusun jadwal pelajaran
2. Mempersiapkan tenaga pengajar
3. Membuat surat pemberitahuan pada orang tua/wali
4. Percepatan pencapaian target kurikulum
Program kerja 2: Mengaktifkan bimbingan belajar kelompok dan individual
Rincian Program:
1. Menyusun jadwal bimbingan
2. Pembagian kelompok belajar
3. Membuat buku laporan hasil belajar kelompok
4. Menyusun jadwal belajar kelompok
Program kerja 3: Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Rincian Program
1. Menyusun jadwal bimbingan siswa bermasalah/lemah
2. Menyiapkan kertas ulangan harian yang ditandatangani orang tua / wali
3. Menyiapkan papan tempel
4. Pembuatan ranking hasil tes secara berkala
Program kerja 4: Mengefektifkan Latihan dan Ujicoba Soal-soal Ebtanas
Rincian Program:
1. Mempersiapkan soal-soal Ebtanas tahun lalu
2. Memberi tugas kepada guru untuk menyusun prediksi soal ebtanas
3. Latihan, pembahasan dan penilaian pekerjaan siswa
4. Kerjasama dengan Lembaga Bimbingan Belajar
C. Sasaran 3 : Peningkatan Kegiatan Ekstrakurikuler
Rencana 1 : Ekstrakurikuler Peleton Inti
Penanggung jawab : Pembina OSIS
Program kerja 1: Wajib baris berbaris bagi siswa baru
Rincian program:
1. Menyusun jadwal Pra Masa Orientasi Sekolah (MOS)
2. Mengadakan lomba baris berbaris bagi siswa baru
3. Pemberian materi baris berbaris pada kegiatan MOS
4. Pemutaran dukumentasi kegiatan baris berbaris
5. Pengenalan hasil prestasi yang pernah diraih
Program kerja 2 : Peningkatan frekuensi latihan
Rincian program:
1. Menyusun jadwal latihan
2. Penundaan kegiatan ekstrakurikuler lainnya
3. Mengikutsertakan lomba sebagai pemanasan
Program kerja 3 : Penghargaan prestasi non akademik dari sekolah yang lebih tinggi
Rincian program:
1. Pemberian piagam
2. Pencantuman prestasi non akademik pada formulir pendaftaran
3. Penyertaan foto kopi piagam pada saat pendaftaran
Rencana 2 : Ekstrakurikuler Bahasa Inggris
Penanggung jawab : Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Program kerja 1 : Pengadaan laboratorium bahasa dan sosialisasi pentingnya bahasa
1. Inggris menghadapi era globalisasi
2. Rincian program:
3. Pengajuan proposal bantuan RKB
4. Penggunaan laboratorium bahasa SMK PIRI Sleman
5. Motivasi pentingnya bahasa inggris
6. Pendaftaran peserta kelas bahasa inggris ketahui orang tua
7. Pembuatan buku kontrol siswa
Program kerja 2 : Penambahan buku, modul dan media
Rincian program:
1. Pengadan modul melalui Lembaga Bimbingan
2. Pembuatan media
3. Penambahan buku
4. Menggali dana bantuan dari Tallangatta Secondary College Victoria Australia
5. Penggalian bantuan buku dari siswa yang lulus
Program kerja 3 : Kerja sama dengan Tallangatta Secondary College Victoria Australia
Rincian program
1. Menjalin surat menyurat
2. Pertukaran majalah dinding
3. Kominikasi melalui internet
4. Pertukaran siswa
5. Pertukaran guru

Rencana 3 : Ekstrakurikuler Komputer
Penanggungjawab : Urusan Kurikulum
Program kerja : Pengadaan laboratorium komputer
Rincian program :
1. Pengajuan bantuan RKB
2. Pemanfaatan laboratorium komputer
3. Penambahan daya listrik sekolah
4. Pembuatan modul
Rencan 4 : Ekstrakurikuler Olah Raga
Penanggungjawab : Guru Olah Raga
Program kerja 1 : Penambahan peralatan olah raga
Rincian program:
1. Menginventarisir peralatan
2. Penentuan skala prioritas
3. Penyusunan anggaran
Program kerja 2 : Peningkatan semangat berlatih
Rincian program:
1. Pengaturan jadwal
2. Pembentukan regu
3. Pembuatan buku kontrol kegiatan
4. Laporan untuk orang tua
5. Pemberian penghargaan
Program kerja 3 : Pengembangan bakat dan prestasi
Rincian program :
1. Penelusuran bakat dan prestasi
2. Pembentukan regu
3. Penyusunan jadwal
4. Ujicoba pertandingan antar sekolah
5. Pemberian penghargaan
6. Pengajuan beasiswa bakat dan prestasi
Rencana 5 : Ekstrakurikuler Karawitan
Penanggungjawab : Guru Kesenian
Program kerja 1 : Pengadan ruang kesenian dan peralatannya
Rincian program :
1. Pengajuan bantuan RKB
2. Penataan ruang
3. Menginventarisir peralatan yang dibutuhkan
4. Pengalokasian anggaran
5. Pengadaan peralatan
6. Perawatan
Program kerja 2 : Penambahan buku dan alat peraga atau alat bantu pendidikan
Rincian program :
1. Seleksi buku
2. Pembelian buku-buku panduan
3. Pembuatan alat peraga
Program kerja 3 : Pengadaan pelatih
Rincian program:
1. Pemberdayaan guru yang ada
2. Mengangkat pelatih dari masyarakat sekitar
3. Menyusun jadwal latihan
D. Sasaran 4 : Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB )
Rencana : Peningkatan animo pendaftar
Penaggung jawab : Ketua PPDB
Proram kerja 1 : Penggalangan dana PPDB
Rincian program:
1. Mengajukan permohonan bantuan kepada Yayasan
2. Menggali sumber dana di sekolah
3. Memberdayakan bantuan dari Tallangatta Secondary College Victoria Australia
Program kerja 2 : Pemberdayaan Tim PPDB
Rincian program :
1. Pembentukan Tim PPDB sejak awal tahun
2. Mengadakan persiapan PPDB
3. Penyusunan progam kerja
4. Penyusunan jadwal pembagian tugas
5. Penyusunan rincian tugas
Program kerja 3 : Kerjasama lintas sekolah
Rincian program:
1. Pemberian kalender kesekolah-sekolah
2. Silaturahmi berkala ke lembaga-lembaga sekitar
3. Latiahan ujian akhir sekolah dasar
Program kerja 4 : Promosi sekolah
Rincian program:
1. Daging qurban
2. Mengikuti lomba dan upacara tujuh belas agustus
3. Menulis artikel dalam surat kabar
E. Sasaran 5 : Meningkatkan Kesadaran Melaksanakan Sholat dan
Kemampuan baca Tulis Al-Qur’an
Rencana : Peningkatan kesadaran melaksnakan sholat dan kemampuan
baca tulis Al-Qur’an
Penanggung jawab : Koordinator Guru Agama
Program kerja 1: Pengajian kelas
Rincian program:
1. Menyusun jadwal pengajian kelas
2. Menentukan materi pengajian
3. Menyusun perangkat evaluasi
Program kerja 2 : Pengadan buku agama dan media
Rincian program:
1. Pembelian buku
2. Permohonan bantuan ke Yayasan dan Departemen Agama
3. Pendayagunan bantuan DBO
4. Pembuatan metode An-Nur
Program kerja 3 : Perbaikan Sarana Ibadah
Rincian program:
1. Mengajukan bantuan ke Yayasan dan Dinas terkait.
2. Menggali infak dari orang tua atau wali
Program kerja 4 : Pesantren kilat
Rincian program:
1. Menyusun jadwal pesantren kilat
2. Pembentukan tim pelaksana dan pembagian tugas
3. Penggunaan metode Iqro dan An-Nur
4. Pemberitahuan pada orang tua/wali
5. Pengadaan buku kegiatan Romadhon
6. Pemberian tugas kliping keagamaan
7. Pengumpulan zakat
8. Buka bersama dan peringatan hari besar agama
Program kerja 5 : Penggalangan dana infak
Rincian program:
1. Mempersiapkan blangko administrasi
2. Pembentuakan tim pelaksana
3. Pemberitahuan pada orang tua/wali
4. Menyusun laporan
Program kerja 6 : Optimalisasi peran “Guru Agama”
Rincian program:
1. Mengadakan pelatihan baca tulis Al-Qur’an bagi guru
2. Pengadaan buku-buku keagamaan
3. Mengaktifkan pengajian guru dan karyawan
4. Tadarus Al-Qur’an

3. Menyusun program semesteran (promes) dan program tahunan (prota)
a. Program semesteran (promes)
a) Menyelenggarakan perbaikan alat-alat sekolah
b) Menyelenggarakan persiapan pelaksanaan ulangan umum semester
c) Menyelenggarakan evaluasi kegiatan BK, OSIS, UKS dan Ekstra Kurikuler lainnya
d) Daftar kelas
e) Kumpulan nilai (Legger)
f) Catatan tentang siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
g) Pengisian nilai semester
h) Pembagian buku Laporan Penilaian Hasil Belajar
i) Pemanggilan orang tua siswa, sejauh diperlukan untuk konnsultasi

b. Menyusun program tahunan (prota)
a) Rogram Akhir Tahun
a) Menyelenggarakan penutupan buku inventaris dan keuangan
b) Menyelenggarakan ujian umum dan ujian akhir
c) Kegiatan kenaikan kelas dan kelulusan
d) Persiapan daftar kumpulan nilai (legger)
e) Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru
f) Persiapan buku laporan penilaian hasil belajar
g) Pemilihan program
h) Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program sekolah tahun pelajaran yang bersangkutan dan menyusun program sekolah untuk tahun yang akan datang
i) Menyelenggarakan penyusunan keuangan tahun yang akan datang (RAPBS)
j) Menyelenggarakan penyusunan rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah serta alat Bantu pendidikan
k) Menyelenggarakan pembuatan laporan akhir tahun pelajaran
l) Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi kegiatan
m) Pembentukan panitia penerimaan dan pendaftaran
n) Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran
o) Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru
p) Pengumuman siswa yang diterima dan daftar ulang
q) Rapat WK
b) Program Awal Tahun
a) Merencanakan kebutuhan guru setiap mata pelajaran
b) Pembagian tugas mengajar
c) Menyusun program pengajaran, jadwal pelajaran dan kalender pendidikan
d) Menyusun kebutuhan buku pelajaran, buku pegangan guru
e) Menyusun kelengkapan alat pelajaran dan bahan pelajaran
f) Mengadakan rapat guru

4. Pola Pembelajaran
a. menyelenggarakan paket program pendidikan, yaitu: pendidikan keislaman, kecendikiawanan dan kebangsaan
b. menyiapkan lulusan yang memeliki kualitas unggul, beriman, cerdas, terampil, kuat dan cinta tanah air
c. kurikulum yang digunakan adalah kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum muatan lembaga yang dikembangkan secara profesional pembelajran yang ditetapkan adalah pembelajaran terpadu
d. manajement pendidikan sekolah yang handal
e. pendidikan diselenggarakan sehari penuh Full day school (pukul 06.35-15.25 wita)
f. pendidikan diselenggarakan dan dikelola secara professional
1) pembelajran di kelas dibimbing dengan dua orang guru yang berkualifikasi sarajana pendidikan
2) super visi sekolah / kelas yang baik
3) menejemen dan kepemimpinan sekolah yang handal
g. Program sekolah
1) kegiatan membaca Al-Quran setiap 2 jam pelajaran
2) kegiatan Sholat berjamaah di musholla
3) kegiatan Ekstra Kurikuler yang disesuaikan minat siswa
4) kegiatan bimbingan pelajaran setiap hari sebagai pengganti PR
5) kegiatan belajar Computer
6) kegiatan belajar Sempoa
7) kegiatan penanam aqidah pagi (PAP) upacara dan senam pagi
8) kegiatan kunjungan wisata setiap bulan sekali.
h. Layanan sekolah
1) layanan kesehatan siswa (poli gigi dan umum)
2) layanan makan siang/snack
3) layanan bimbingan konseling
4) layanan administrasi
5) layanan kantin sekolah yang higienis


5. Bimbingan dan konseling
Dasar diadalkan program BK adalah untuk mengantarkan siswa mengenal pribadinya dan mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya, untuk memperoleh tujuan dari program ini, hendaklah menyiapkan siswa dan orang lain yang bisa membantu dan menolong siswa tersebut. Sabagai mana dalam gambar dibawah ini:

Program Bimbingan dan Konseling
































Program bimbingan dan konseling melayani lima kelompok, pertama yang paling penting adalah siswa itu sendiri. Program BK menolong siswa untuk memahami diri mereka sendiri (Aprasial), kemudian lingkungan siswa yang akan dan segera mereka tempati. Untuk mencapai keputusan yang akan membantu kecakapan siswa pada masa sekarang atau yang akan datang, juga program BK yang baik siswa dalam mencari pekerjaan atau perguruan tinggi yang tepat dan memeriksa mereka setelah keluar sekolah untuk membantu pelayanan sekolah yang lebih efektif terhadap siswa dan kebutuhan siswa selanjutnya.


















I. Pola Manajement Kepegawaian
A. Analisis kebutuhan pegawai
Merupakan kenyatan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan dan pengembangan merupakan beban bagi organisasi. Oleh karena itu, agar penyediaan anggaran tersebut sungguh-sungguh dapat dibenarkan, perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa kegiatan dan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata diperlukan. Artinya kegiatan dan pengembangan tertentu hanya diselenggarakan apabila kebutuhan untuk itu memang ada. Penentuan kebutuhan itu mutlak perlu didasarkan pada analisis yang tepat. Analisis kebutuhan iu harus mampu mendiagnosa paling sedikit dua hal, yaitu: masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan berbagai tantangan baru yang diperkirakan akan timbul di masa depan.

Dalam mengidentifikasikan kebutuhan akan kegiatan dan pengembangan terdapat tiga pihak yang turut terlibat:
a. Satuan organisasi/lembaga yang mengelola sumber daya manusia
Peranan satuan kerja ini adalah mengidentifikasikan kebutuhan organisasi sebagai keseluruhan, baik untuk kepentingan sekarang maupun pada masa yang akan datang
b. Para pegawai yang bersangkutan
c. Kepala sekolah
Kepala sekolah itulah yang sehari-hari memimpin dan mengetahui para pegawainya dan dia pulalah yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan satuan-satuan kerja yang dipimpinnya.












B. Menyusun Formas
FORMASI GURU YANG DIBUTUHKAN
SMA AL-MUSTARDLI RUBARU SUMENEP
Yayasan Al-Mustardli pada tahun pelajaran 2010/2011 membutuhkan tenaga kependidikan pada SMA AL-MUSTARDLI, meliputi:
A. Tenaga Guru / BP
1. Bahasa Ingris : 3 Orang
2. Bahasa Indonesia : 3 Orang
3. Bahasa Arab : 3 Orang
4. Bahasa Prancis : 3 Orang
5. Bahasa German : 3 Orang
6. bahasa Jepang : 3 Orang
7. Agama Islam : 3 Orang
8. Matematika : 3 Orang
9. Fisika : 3 Orang
10. Penjaskes : 3 Orang
11. Kesenian : 3 rang
12. Bimbingan Konseling : 3 Orang
13. Kimia : 3 Orang
14. Biologi : 3 Orang
15. Kewarga Negaraan : 3 Orang
16. Tekhnik Informatika dan Komonikasi : 3 Orang
17. Akuntansi : 3 Orang

B. Tenaga Non Guru
1. Staf administrasi , berijazah S1, menguasai dan mampu
mengoprasikan computer dan mempunyai keterampilan
menulis : 2 orang
2. Perawat, berijazah SPK/Akper (D1) : 2 orang
3. Staf kebersihan, berijazah SLTP mempunyai keterampilan
Pertukangan : 2 orang
4. Tenaga Accounting berijazah S1 Akuntansi : 2 orang
5. Petugas keamanan, berijazah minimal SLTA (pernah mengikuti
pelatihan petuas keamanan) : 2 orang

Adapun beberapa ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
A. Syarat/Kualifikasi Tenaga
1. Syarat Umum
a. Beragama islam taat
b. Fasih membaca Al-Quran dan huruf Arab
c. Membuat surat lamaran (tulis tangan dengan tinta hitam)
d. Pernah aktif diorganisasi kemahasiswaan (khusus calon guru)
e. Menyerahkan foto kopy ijazah (bagi sarjana disertai tanskip nilai dan Akta IV) dan dilegalisir oleh sekolah perguruan tinggi berwenang
f. Indeks Prestasi (IP) minimal 3,0 (untuk calon guru dan non guru)
g. Dapat mengoprasilan computer dengan baik
h. Usia antara 21-32 tahun
i. Surat keterangan sehat dari dokter
j. Menyerahkan pas foto 3X4 sebanyak 4 lembar





















2. Syarat Khusus
No Kualifikasi Ketenangan Syarat Khusus
1 Bahasa Ingris • S-1IKIP/FKIP/IAIN/STAIN/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan bahasa ingris
• Mempunyai keahlian bidang seni/olah vokal
2 Bahasa Indonesia • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan bahasa Indonesia
• Mempunyai keahlian bidang seni/puisi/teater
3 Bahasa Arab • S-1IKIP/IAIN/STAIN/UNIV
(negri/swasta)
• Fakultas tarbiyah/tadris bahasa arab
4 Bahasa Prancis • S-1IKIP/FKIP/IAIN/STAIN/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan bahasa prancis
• Mempunyai keahliah bidang seni/olah vocal
5 Bahasa German • S-1IKIP/FKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan bahasa german
• Mempunyai keahlian bidang seni/olah vokal
6 Agama Islam • S-1IAIN/STAIN/FAI
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan agama islam
• Berkemampuan mengajar Al-Quran
7 Matematika • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan matematika
8 Fisika • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan fisika
9 Kesenian • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan seni
• Mempunyai kemampuan untuk berkreasi
10 Penjaskes • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan olah raga
• Mempunyai keahlian bela diri
11 Bimbingan Konseling • S-1IKIP/FKIP/IAIN/STAIN/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan bimbingan dan konseling
• Mempunyai keterampilan mengajar Al-Quran
12 Kimia • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan kimia
13 Biologi • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan biologi
14 Kewarga Negaraan • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan kewarga negaraan
15 Bahasa Jepang • S-1IKIP/FKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan pendidikan bahasa jepang
16 Akuntansi • S-1IKIP/FKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan akuntansi
17 Tekhnik Informatika dan Komonikasi • S-1IKIP/FKIP/STKIP/UNIV
(negri/swasta)
• Jurusan tekhnik informatika dan komonikasi






B. Tempat Pendaftaran
Pendaftaran bertempat di kampus SMA AL-Mustardli Jl. KH.Nuyu Rubaru
Telp. (0328) 664609 Hp. 081935192109

C. Waktu Pendaftaran
Pendaftaran dibuka tanggal ..… januari 2010 - …. Januari 2010, pukul 08.00 – 14.00 WIB

D. Seleksi Guru dan Tenaga Non Kependidikan
Seleksi dan tes dilaksanakan pada tanggal …. Februari 2010 - … Februari 2010, meliputi tes:
1. Seleksi administrative
2. Tes Potensi Dasar (TPD)
3. Tes Potensi Tugas Utama (TPU)
4. Wawancara dan pengamatan sikap
5. Tes kesehatan
(jadwal menyusul)

E. Pengumuman Hasil Seleksi dan Tes
Pengumuman hasil tes dilaksanakan pada tanggal …. Februari 2010

F. Lain-Lain
1. Keterangan lebih lanjut dapat ditanyakan di tempat pendaftaran
2. Peserta yang lulus seleksi administrasi dan Tes Potensi Dasar (TPD), dikenakan biaya Tes Potensi Tugas Utama (TPU), Wawancara dan Pengmatan Sikap, dan Tes kesehatan sebesar Rp ……… untuk calon guru, dan Rp …….. bagi calon non guru.
3. Bila dinyatakan diterima, calon harus :
a. Bersedia mengabdi penuh minimal masa percobaan satu tahun mulai Juli 2010 – Juni 2011
b. Bersedia dimagangkan di SMA Al-Mustardli Banasare Rubaru.






C. Rekrutmen
REKRUTMEN KARYAWAN
SMA AL-MUSTARDLI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

A. Tujuan Rekrutmen
Mendapatkan calon tenaga kependidikan yang betul-betul (surplus of candidates) dan paling memnuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) dalam memenuhi formasi kebutuhan tenaga kependidikan di SMA Al-Mustardli

B. Formasi Kebutuhan
1. Menetapkan beban kerja lembaga

2. Menginventarisir kebutuhan tenaga kependidikan (jumlah dan jenis tenaga kependidikan yang ideal, jumlah dan jenis tenaga kependidikan yang ada dan kebutuhan tenaga kependidikan)

C. Proses Rekrutmen
1. Penyusunan usulan formasi kebutuhan tenaga kependidikan oleh sekolah dan penetapan formasi kebutuhan melalui Tim pengembang
2. Pembentujan panitia
3. Penyebarab pengumuman melalui:
a. Surat kabar
b. Radio
c. Brosur-brosur yang disebarkan di majlis taklim
4. Penerimaan lamaran/pendaftaran rekrutmen
a. Persyaratan:
1) Membuat surat lamaran (ditulis tangan)
2) Pas foto 3X4 sebanyak 2 lembar (berwarna)
3) 2 lembar foto kopy ijazah, transkip yang telah disahkan
4) Membayar biaya penggandaan format riwayat hidup dan map Rp ………..
b. Ketentuan:
1) Bagi pendaftar yang sudah mengambil format riwayat hidup tidak diperbolehkan dijual kepada orang lain (dianggap tidak sah)
2) Bagi pendaftar yang lulus seleksi administrative, dikenakan biaya Tes Potensi Dasar (TPD), Tes Potensi Tugas Utama (TPU), Wawancara dan Pengamatan sikap dan tes kesehatan sebesar Rp. 25.000 untuk calon guru dan Rp. 15.000 untuk calon tenaga non guru.
5. Seleksi pelamar melalui proses sebagai berikut:
a. Seleksi Administratif:
1) Mengumpulkan semua lamaran
2) Mengkaji ulang criteria penilaian administratif
3) Pembahasan criteria dan format penilaian administrative (melalui rapat Tim pengembang)
4) Melekukan penilaian administrtif atas lamaran yang masuk dan menyampaikan kepada Tim pengembang
5) Menetapkan calon yang betul-betul (surplus of candidates) dan paling memnuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) melalui rapat Tim pengembang
6) Pengumuman hasil seleksi administratif
b. Tes Potensi Dasar (TPD)
1) Tes kemapuan dasar
2) Tes kematangan profesionalisme
3) Menetapkan calon yang betul-betuk baik (surplus of candidates) dan paling memnuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) melalui rapat Tim pengembang
4) Pengumuman hasil tes potensi dasar
c. Tes Potensi Tugas Utama (TPU)
1) Tes pengetahuan tugas utama
2) Tes keterampilan tugas utama
3) menetapkan calon yang betul-betuk baik (surplus of candidates) dan paling memnuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) melalui rapat Tim pengembang
4) Pengumuman hasil tes potensi tugas utama
d. Wawancara dan Pengamatan Sikap
1) Wawancara mengenai kometmen keagamaan
2) Wawancara mengenai kesiapan melaksanakan tugas yan tidak ringan
3) Wawancara mengenai gaji
4) Wawancara mengenai berbagai aturan yang akan diberlakukan
5) Pengamatan terhadap sikap dalam berbicara, duduk, berpakaian dan lainnya
6) Penandatanganan sejumlah pernyataan kesediaan mengikuti aturan yang berlaku
7) Menetapkan calon yang betul-betuk baik (surplus of candidates) dan paling memnuhi kualifikasi (most qualified and outstanding individuals) melalui rapat Tim pengembang
e. Pengumuman Akhir
f. Orientasi dan Magang

D. Pemimpinan/Pengarahan (Leading)
1. Pemimpinan/Pengarahan Guru (Ketenagaan)
Di lembaga SMA Al-Mustardli, para guru dibina dan dididik secara terus menerus untuk menjadi seorang pendidik profesional dengan mengembangkan dan membekali mereka dengan keterampilan-keterampilan mendidik lewat training, pendidikan dan pelatihan (diklat), seminar, lokakarya, dan workshop keguruan baik yang diadakan oleh lembaga SMA sendiri ataupun lembaga lain di luar SMA Al-Mustardli.
Selain proses pemimpinan di atas, para guru juga mendapat bimbingan khusus lewat evaluasi mingguan dalam musyawarah sesama guru se-bidang edukasi di bawah arahan pengurus bidang pendidikan dan kurikulum. Di sisi lain, pengurus bagian keguruan atau personalia juga mengarahkan bentuk pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan maupun kesejahteraan para guru. Mereka diarahkan agar bisa disiplin mengajar dan semacamnya.

2. Pemimpinan/Pengarahan Siswa
Pemimpinan siswa di lembaga SMA Al-Mustardli dijiwai oleh obsesi dan keiginan kuat untuk mencetak calon-calon mundirul qoum yang mutafaqqih fiddien (orang yang ahli agama). Oleh karena itu, para siswa selalu dibina, dibimbing, dan diarahkan dengan semboyan ”tiada hari tanpa belajar prestasi”, para siswa-siswi secara aktif dan tanpa henti menempa diri dengan berbagai kegiatan, perlombaan, dan even. Hal ini tidak lain dalam rangka menggali dan melatih segala potensi yang ada pada diri siswa agar hidupnya terus berkembang ke arah yang lebih baik sesuai dengan nilai falsafah hidup: ”barangsiapa yang hari ini prestasinya lebih baik dari hari kemarin, maka ia orang yang beruntung.”
Pemimpinan siswa tersebut antara lain berupa pembinaan spiritual, intelektual, emosional, vokasional, sosial, kepemimpinan dan manajemen, serta pembinaan untuk selalu mencintai lingkungan. Semua pembinaan dan bimbingan ini mengarah dan sesuai dengan isi kurikulum pendidikan yang ada di lembaga SMA Al-Mustardli.

3. Pemimpinan/Pengarahan Kurikulum (Materi Pelajaran)
Secara substansial, pemimpinan kurikulum di SMA Al-Mustardli yang meliputi materi Komdas A dan Komdas B merupakan tanggungjawab PKM urusan pendidikan dan kurikulum. Pengurus bidang inilah yang menentukan hitam putihnya substansi pembelajaran mulai dari metode, materi, diktat, serta inovasi-inovasi pembelajaran yang mesti dilakukan. Di sinilah para pengurus di bidang pendidikan dan kurikulum dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menformulasi KBM dan proses pembelajaran di SMA Al-Mustardli Shibyan. Tetapi, tentu saja prosesnya harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip musyawarah secara kekeluargaan dengan mengedepankan nilai-nilai yang ada dalam prinsip ”al-muhafadhatu ala qadimis shaleh wal akhdzu bil jadidil ash-lah”, sehingga kurikulum di MI Tarbiyatus Shibyan akan terus berkembang ke arah yang lebih inovatif tanpa kehilangan identitas pendidikan keagamaan yang menjadi substansi kependidikannya..
Di sisi lain, agar isi kurikulum pendidikan dapat dipahami dengan utuh oleh guru dan siswa, serta upaya menciptakan demoktratisasi dalam pendidikan maka di awal semester para guru berkumpul untuk mengkaji dan mengevaluasi serta menjelaskan substansi materi yang akan diajarkan selama satu semester kepada para siswa.


4. Pemimpinan/Pengarahan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di lembaga SMA Al-Mustardli selalu dikondisikan untuk diusahakan dan diadakan secara mandiri, dan diarahkan untuk kepentingan pendidikan. Oleh karena itu, pengurus bagian sarana yang bertanggungjawab mengurus persoalan ini selalu dituntut menjaga secara jujur dan bertanggungjawab terhadap keutuhan semua peralatan lembaga, mengkoordinir penambahan peralatan lembaga, dan menyampaikan laporan berkala kepada Kabid urusan sarana dan prasarana serta bagian pembangunan. Sedangkan pengurus bagian sarana dan perlengkapan di lembaga SMA Al-Mustardli diarahkan dan dibina untuk bisa memimpin dan mengkoordinir segala hal yang berhubungan dengan peralatan, dapat menjaga dan berusaha untuk menambah peralatan.

5. Pemimpinan/Pengarahan Keuangan
Mekanisme pemimpinan keuangan di lembaga SMA Al-Mustardli dilaksanakan dengan manajemen terbuka, pengontrolan yang ketat, dan audit yang betul-betul teliti oleh pengurus khusus yang di bidang pendanaan dan ekonomi. Hal ini dilakukan agar keuangan di lembaga SMA Al-Mustardli dapat dijaga dengan amanah dan penuh kejujuran.
Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan tersebut dan untuk menciptakan pemimpinan keuangan yang betul-betul amanah dan transparan, Bendahara di tingkat selalu diarahkan untuk bisa mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan keuangan atau kas lembaga SMA Al-Mustardli sekaligus mendata, mengatur, dan memelihara seluruh asset lembaga dengan sebaik-baiknya. Bahkan setiap penanggungjawab keuangan dari yang paling kecil, misalnya bendahara kelas, sampai yang paling tinggi, misalnya bendahara madrasah harus melaporkan buku asset dan kredit keuangan dengan bukti-bukti akurat dan jujur serta melaporkan perkembangan keuangan setiap bulan kepada pengurus keuangan yang ada di lembaga SMA Al-Mustardli.

6. Pemimpinan/Pengarahan Humas
Di lembaga SMA Al-Mustardli, pengarahan Humas dikondisikan lewat program-progran dan kegiatan-kegiatan yang pembagiannya telah dijelaskan dalam pengorganisasian lingkungan di atas. Program ini berlangsung secara mekanik dan dilakukan oleh para pengurus Humas melalui arahan dan bimbingan ketua pengurus madrasah.


E. Pembinaan karier pegawai
Dengan keterlibatan bagian kepegawaian dalam perencanaan karier para anggota organisasi secara proaktif, nilai para anggota tersebut bagi organisasi semakin bertambah. Di samping itu tugas bagian kepegawaian dalam mengisi berbagai lowongan menjdi lebih ringan karena tersedianya tenaga kerja dalam organisasi sendiri yang siap dipromosikan.

Memang benar bahwa yang paling berkepentingan dalam perencanaan karier adalah para pegawai yag bersangkutan sendiri. Agar dapat menentukan jalur karier, tujuan karier dan pengembanga karier yang mereka tempuh, para pegawai perlu mempertimbangkan lima factor:
7. Perlakuan yang adil dalam berkarier.
Perlakuan yang adil itu hanya bisa terwujud apabila criteria promosi didasarkan pada pertimbanga-pertimbangan yang obyektif, rasional dan dapat diketahui secara luas di kalangan pegawai
8. Keperdulian atasan lamgsung
para pegawai pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung dalam perencanaan karier masing-masing
9. Informasi tentang berbagai peluang
Para pegawai pada umumnya mengaharapkan memiliki akses informasi tentang berbagai peluang.
10. Minat untuk dipromosikan
Pendekatan yang tepat digunkan dalam menumbuhkan minat para pegawai untuk perkembangan karier adalah pendekatan yang fleksibel dan proaktif. Artinya, minat untuk mengembangkan karier sangat individualistic.
11. Tingkat kepuasan

Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih kemajuan, termasuk dalam meniti karier, ukuran keberhasilan yang digunakan memang berbeda-beda. Akibat tersebut merupakan konsekuensi dari tingkat kepuasan seseorang yang berbeda-beda pula.

Keterlibatan itulah yang mengharuskan bagian kepegawaian bersikap proaktif dalam pengembangan karier para anggota organisasi. Dengan sikap yang proaktif tersebut, bagian kepegawaian akan dapat mencapai sedikit lima sasaran, yaitu:
1. Membantu para pegawai dalam pengembanga karier masing-masing yang pada gilirannya menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh organisasi meraih kemajuan dalam kariernya yang biasanya mengurangi keinginan pindah ke tempat organisasi yang lain
2. Tersedianya sekelompok pegawai yang memilki potensi dan kemampuan untuj dipromosikan di masa yang akan datang
3. Membantu para pelatih mengidentifikasikan kebutuhan para pegawai dala pelatihan dan pengembangan tertentu
4. Perbaikan dalam prestasi kerja, peningkatan loyalitas dan penumbuhan motivasi di kalangan para pegawai
5. Meningkatkan produktifitas dan mutu kekaryaan para pegawai.
Tercapainya berbagai sasaran tersebut tidak hanya menguntungkan para pegawai sendiri, tetapi juga organisasi/lembaga yang bersangkutan

F. Pemutusan hubungan kerja

Yang dimaksud dengan pemutusan hubungan kerja ialah apabila ikatan formal antara organisasi/lembaga selaku pemakai tenaga kerja dan karyawannya terputus. Banyak factor yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja tersebut, seperti:
1. alasan pribadi pegawai tertentu
2. karena pegawai dikenakan sanksi disiplin yang sifatnya berat
3. karena factor ekonomi seperti resesi, depresi atau stagflasi
4. karena adanya kebijakasanaan organisasi untuk mengurang kegiatannya yang pada gilirannya menimbulkan keharusan untuk mengurangi jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi.

Pada dasarnya pemutusan hubungan kerja mengambil dua bentuk utama, yaitu berhenti dan diberhentikan

Pemberhentian normal
Yaitu apabila seseorang tidak lagi bekerja pada oraganisasi karena berhenti atas permintannya sendiri, karena sudah mencapai usia pension dan karena meninggal dunia.

Seseorang pegawai yang berhenti atas permintannya sendiri berarti mengambil keputusan bahwa hubungan kerja dengan organisasi tidak lagi dilanjutkan. Dalam hal demikian pihak oraganisasi tidak berhak menolak keputusan pegawai yang bersangkutan tersebut.
Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri
Pemutusan hubungan kerja dalam bentuk pemberhentian pegawai tidak atas kemauan sendiri dapat terjadi karena dua sebab utama:
1. karena menurunnya kegiatan organisasi yang cukup gawat sehingga organisasi terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Dalam hal demikian pemutusan hubungan kerja dapat bersifat permanent(selamanya) dan ada juga yang bersifat temporer (sementara).
2. Karena pengenaan sanksi yang berat yang berakibat pemutusan hubungan kerja

Dalam hal inilah pegawai berhak mendapatkan pesangon dari pihak organisasi yang bersangkutan.































J. Pola Manajemen Sarana Dan Prasarana

Dalam hal ini, perlengkapan sekolah atau sering juga disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dibedakan dalam dua kelompok atau dua jenis yaitu, sarana dan prasarana sekolah.
1. Sarana sekolah
sarana sekolah adalah alat langsung untk mencapai tujuan pndidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

2. Prasarana sekolah
secara etemologis, prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan pandidikan, misalnya: lokasi, banguna sekolah, lapangan olah raga, dan sebagainya.

3. Perencanaan perlengkapan sekolah
Kegiatan perencanaan dibidang administrasi perlengkapan ditekankan pada perencanaankebutuhan perlngkapan, disamping harus dibuat pula rencana biaya keseluruhan untuk melaksanakan tugas dibidang tersebut.
Dalam hal ini tanggung jawab utama administrasi sekolah dalam perencanaan pengembangan sekolah ada dua yaitu:
a. Merencanakan perubahan terhadap sarana yang ada, seperti perubahan bentuk atau penambahan atau merenovasi model bangunan, dalam artian meencanakan pemugaran terhadap struktur bangunan yang sudah ada.
b. Merencanakan fasiltas baru, seperti perencanaan pembuatan gedung baru.

4. Pengadaan perlengkapan sekolah
Tahap pertama administrasi perlengkapan sekolah adalahperencanaan yang sekaligus merupakan bagian dari langkah pengadaan. Untuk proses pengadaan sarana dan prasarana ini diperlkan pertimbangan yang lebih banyak, dan semuanya bersifa edukatif.
Pengadaan perlengkapan sekolah dapat dilaksanakan dengan cara sebagai brikut:
a. Membeli. Yaitu dapat dilakukan melalui pembelian langsung ke pabrik, toko ataupun melalui pesanan
b. Menerima hibbah. Untuk memperoleh hadiah atau sumbangan banyak ditentukan antara hubungan sekolah dengan sumber-sumber yang dapat dimintai hadiah atau sumbangan, serta berdasarkan kemampuan pengelola perengkapan sekolah dalam memperoleh sumbangan.
c. Menrima hak pakai atau meminjamnya dari phak-pihak tertentu.
d. Menukar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam bentuk tukar menukar perlengkapan sekolah.

5. Inventarisasi perlengapan sekolah
Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi terhadap barang milik sekolah yang diurus dan dikuasainya secara terperinci, lengkap danteratur.
Dalam hal ini, kegunaan inventarisasi adalah terciptanya ketertiban administrasi barang, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan perawatan. Dengan adanya inventarisasi dapat mmudahkan pihak sekolah dalam pencarian data dan informasi untuk keperluan perencanaan pengadaan perlengkapan, selain itu juga bermanfaat dalam rangk pendistribusian, pemeliharaan, pengawasan dan pengapusan perlengkapan pendidikan.

6. Pendistribusian perlengkapan sekolah
Proses pendistribusia terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Penyusunan alokasi barang
dalam hal ini ada empat hal yang harus dipenuhi, yaitu: penerimaan barang, waktu penyaluran barang, jenis barang dan jumlah barang yang akan disalurkan
b. Pengiriman barang
c. Penyerahan barang

7. Penggunaan perlengkapan sekolah
Fasilitas sekolah harus dijadwalkan penggunaannyauntuk mengakomodasi program rutin sekolah, program ekstra kurikuler serta permintaan pihak lain yang akan menggunakan fasilitas tersebut.

8. Pemeliharaan perlengkapan sekolah
Administrator perlengkapan sekolah harus mengawasi para penjaga sekolah dan mengontrol kerja mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi umum gedung dan tanah. Hal yang dilakukan adalah:
a. mengetahui jadwal kerja dan tanggung jawab tehis setiap staf penjaga sekolah
b. berjalan mengelilingi gdung sekolah dan lahan sekitarnya secara kontinyu
c. membuat metode atau prosedur untuk siswa, guru atau yang lain
d. mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan semua staf.
9. Penghapusan perlengkapan sekolah
Penghapusan perlengkapan sekolah ini bisa terjadi apabila:
a. dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki/digunakan lagi
b. perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan pemborosan
c. secara tehnis dan ekonomi kegunaan tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan
d. penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang
e. tidak sesuai dengan kebutuhan
f. barang kelebihan yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak terpakai lagi
g. dicuri, terbakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan sebagainya.

SMA Al-Mustardli menyediakan fasilitas yang representative dan memadai yang dapat menunjang optimalisasi siswa dalam proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia antara lain:
1. Fasilitas sekolah
a. Gedung
1) Gedung sekolah
2) Gedung kantor
3) Gedung auditorium
4) Gedung tempat ibadah/mushalla
5) Gedung kantin/koprasi

b. Ruang
1) Ruang kelas
2) Ruang kepala sekolah
3) Ruang guru
4) Ruang TU
5) Ruang BP
6) Ruang rapat
7) Ruang UKS
8) Ruang kamar mandi+toilet utnuk kepala sekolah
9) Ruang kamar mandi+toilet unatuk guru
10) Ruang Kamar mandi+toilet untuk pegawai non gru
11) Ruang kamar mandi+toilet untuk siswa dan siswi
12) Ruang lab komputer
13) Ruang lab bahasa
14) Ruang lab IPA
15) Ruang lab IPS
16) Ruang praktek
17) Ruang OSIS
18) Ruang pramuka
19) Ruang prakarya
20) Ruang statistik
21) Ruang kesenian
22) Ruang musik
23) Ruang bela diri
24) Ruang piket

c. Halaman
1) Halaman yang luas untuk olah raga, upacara dan bermain
2) Lapangan basket ball
3) Lapangan bola volly
4) Lapangan sepak takrau
5) Lapangan bulu tangkis
6) Lapangan tenis meja
7) Kebun praktek
8) Lingkungan yang hijau dan berbunga
9) Areal parkir

d. Perabot Kelas
1) Meja kursi
2) Rak buku
3) Locker siswa
4) Mejea guru
5) Kursi
6) Lemari

2. Dana yang diperoleh
a. Donator tetap dan sumber dana yang tidak terikat
b. Dana yang berasal dari orang tua murid, yaitu:
a) Infaq pengembangan pendidikan SMA Al-Mustrdli
b) SPP setiap bulan
c) DPP
d) Pendaftaran murid baru atau pindahan
c. Dana bantuan dari pemerintah dan dari para dermawan yang peduli dan mengerti akan kemajuan pendidikan.





























K. Pola Manajemen Kesiswaan

1. Permasalahan disiplin siswa
Secara umum masalah disiplin siswa dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu seperti tabel dibawah ini:
No Jenis Contoh
1 Perilaku buruk di kelas a. Membentak guru
b. Tidak memperhatikan
c. Menggangu siswa lain
d. Fandalisme (suka merusak)
e. Mengucapkan kata-kata kotor
f. Mencontek atau menjiplak
g. Melakaukan keonaran
2 Perilaku buruk di luar kelas a. Perkelahian
b. Fandalisme
c. Merokok
d. Menggunakan obat terlarang
e. Berpakaian yang tidak sewajarnya
f. Mencuri
g. Berjufi mencoret-coret tembok
h. Aktivisme siswa
3 Pembolosan a. Meninggalkan kelas
b. Bolos sekolah
4 Keterlambatan Sering terlambat masuk sekolah

2. Respon terhadap masalah disiplin siswa
Banyak langkah-langkah administrator dalam menanggaapi siswa, diantaranya adalah:
a. Hukuman secara verbal (teguran)
b. Penahanan (siswa harus tinggal di sekolah setelah sekolah)
c. Penugasan untuk bekerja sekeliling gedung setelah sekolah
d. Huluman fisik
e. Persekoran
f. rekomndasi pengusiran
Seorang administrator sekolah akan menjatuhkan hukuman pada siswa setelah mealui beberapa perimabangan berikut:
a. penyebab timbulnya perilaku buruk siswa
b. beratnya pelanggaran
c. kebiasaan melanggar
d. kepribadian pelanggar

Dalam menghukum siswa, administrator sekolah melakukannya secara baik dengan memperhatikan rekomendasi yang dikeluarkan olh pihak pimpinan. Yaitu:
a. Menggunakan hukuman dengan hemat
b. Menjelaskan kepada siswa kenapa diberi hukuman
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan alternatif kemampuannya
d. Mnghindari hukuman fisik jika tidak diperlukan
e. Menghindari hukuman ketika dalam keadaan marah atau emosi

3. Pelayanan pribadi siswa
Ada banyak karakter siswa pada suatu kelompok, baik secara kemampuan akademik atau dalam pendidikan yang khusus. Tujuan utama dalam pendidikan adalah menolong siswa dalam memenuhi atau memaksimalkan potensi yang ada pada diri siswa.
Administrator sekolah adalah orang yang sanga bertanggung jawab atas dalam pelayanan pribadi siswa dan yang harus banyak mengetahui tentang hal tersebut. Perhatian program ini akan sangat membantu administrator sekolah mengerti secara obyektif peranan personalnya, tanggung jawab administrasi, dan permasalahan yang ada pada dua komponen utama pada pelayanan pribadi siswa, yaitu: 1) program bimbingan dan konseling, 2) program soial, psikologi, dan kesehatan.

4. Pelayanan sekolah terhadap siswa
a. Layanan kesehatan siswa (poli gigi dan umum)
b. Layanan makan siang/snack
c. Layanan bimbingan konseling
d. Layanan administrasi
e. Layanan kantin sekolah yang higienis


5. Progran kegiatan siswa di sekolah
a. Kegiatan membaca Al-Quran setiap 2 jam pelajaran
b. Kegiatan Sholat berjamaah di musholla
c. Kegiatan Ekstra Kurikuler yang disesuaikan minat siswa
d. Kegiatan bimbingan pelajaran setiap hari sebagai
e. Kegiatan belajar Computer
f. Kegiatan penanam aqidah pagi (PAP) upacara dan senam pagi

6. Pola pembelajaran
a. Menyelenggarakan paket program pendidikan, yaitu: pendidikan keislaman, kecendikiawanan dan kebangsaan
b. Menyiapkan lulusan yang memeliki kualitas unggul, beriman, cerdas, terampil, kuat dan cinta tanah air
c. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum muatan lembaga yang dikembangkan secara profesional pembelajran yang ditetapkan adalah pembelajaran terpadu
d. Manajement pendidikan sekolah yang handal
e. Pendidikan diselenggarakan sehari penuh Full day school (pukul 06.35-15.25 wita)
f. Pendidikan diselenggarakan dan dikelola secara profesional
g. Pembelajran di kelas dibimbing dengan dua orang guru yang berkualifikasi sarajana pendidikan
h. Super visi sekolah / kelas yang baik
i. Menejemen dan kepemimpinan sekolah yang handal
j. Kapasitas siswa dalam satu kelas hanya 20 orang

Program kegiatan siswa juga disebut “ekstrakuriluler atau kurikuler” program, dan yang bertanggung jawab adalah Direktur kegiatan siswa. Adapun tujuannya utamnya adalah untuk memnuhi kepentingan hubungan sekolah dan kebutuhan siswa yang tidak terpenuhi oleh program kurikuler. Dan tujuan secara umun dari programkegiatan siswa adalah:
7. Menolong siswa untuk belajar menggunakan waktu luangnya secara bijaksana
8. Membantu siswa supaya meningkatkan dan menggunakan potensi dan keterampilan yang dimiliki
9. Membantu siswa untuk meningkatkan kegemaran dan keterampilan yang baru
10. Menolong siswa untuk mningkatkan sikap yang positif rhadap nilai-nilai kegemaran dan kegiaan hiburan
11. Menolong siswa untuk menambah pengtahuan dan keterampilan dalam fungsinya sebagai pemimpin atau ketua organisasi
12. Membanu siswa untuk lebih realistik dan bersikap positif terhadap diri mereka sendiri dan orang lain
13. Menolong siswa untuk bersikap lebih positif terhadap sekolah sebagai hasil partisipasi dalam program kegiaan siswa.



























KETENTUAN PENERIMAAN CALON SISWA BARU
SMA AL-MUSTARDLI RUBARU SUMENEP
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Pada tahun pelajaran 2010/2011 SMA Al-Mustardli rubaru sumenep akan menerima siswa baru sebanyak 180 siswa dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Waktu dan tempat pendaftaran
1. Pendaftaran : ………….
: Pukul…. Wib
2. Tempat : Kantor SMA Al-mustardli
Jl. KH.Nuyu Rubaru sumenep
Telp. (0328) 664609 Hp. 081935192109

3. Persyaratan
a. membayar uang pendaftaran
b. mengisi dan menyerahkan formulir dan status kesehatan dengan dilengkapi:
1) 3 (tiga) lembar foto kopy STTB SMP/MTs negeri/sasta
2) 2 (satu) lembar foto kopy akte kelahiran dan menunjukkan aslinya
3) 4 (empat) lembar pas foto berwarna ukuran 3X4 cm
4) Melampirkan foto kopy piagam kejuaraan atau prestasi (jika ada)

4. Seleksi
a. Pengumuman jadwal seleksi dan pengambilan kartu seleksi pada hari…… tanggal…..juli 2010 pukul 13.30 WIB (menunjukkan kwitansi pendaftaran)
b. Tempat : SMA Al-Mustardli rubaru sumenep
c. Waktu seleksi : sabtu dan minggu, tanggal ….. juli 2010
pukul 07.30-15.00 WIB

5. Pengumuman
Pengumuman hasil seleksi calon siswa baru SMA Al-Mustardli Rubaru Sumenep pada hari………. Juli 2010 pkul 07.30 WIB dengan melalui pengumuman di sekolah dan tidak dapat dilayani melalui via telephon.



6. Pembiayaan dan penyelesaian administrasi
Penyelesaian administrasi dilakukan setelah pengumuman penerimaan. Bagi calon siswa baru yang dinyatakan lulus, wajib mendaftarkan ulang dengan menyelesaikan administrasi uang pangkal sejumlah Rp ……. Pada:
tanggal :
waktu :
tempat : Kantor SMA Al-Mustardli

Catatan:
1. Dinyatakan sebagai siswa SMA Al-Mustardli Rubaru sumenep, jika telah menyelesaikan administrasi yang telah ditentukan tersebut di atas
2. bila calon siswa yang dinyatakan diterima tidak mendaftar ulang pada waktu yang telah ditentukan di atas, maka dianggap mengundurkan diri
3. Administrasi keuangan yang telah disesuaikan tidak dapat ditarik kembali
4. SMA Al-Mustardli pada tahun ajaran 2010-2011 akan menerima siswa/i baru maksimal 160 orang



















L. Pola Manajemen Keuangan
1. Mengembangkan angaran
a. Sentralisasi
Peran Administrator sekolah dalam mengembangkan anggaran mungkin terbatas pada satu hal yang penting, bergantung pada tingkat dimana angaran diproses, apakah distrik sekolah yang tersentralisasi. Dalam proses anggaran yang tersentralisasi tanggung jawab administrator sekolah adalah terbatas untuk melaporkan pada pejabat distrik data yang berhubungan dengan sejumlah siswa da guru yang ditugaskan di sekkolah tersebut selama beberapa tahun. Dan tingkat dimana pengembangan modal dibutuhkan untuk pembangunan. Pejabat pusat kemudian mengembangkan anggaran untuk masing-masing sekolah berdasarkan rumusan yang ditetapkan sebelumnya yang menntukan alokasi untuk berbagai kategori anggaran.

b. Desentralisasi
Dalam proses anggaran yang terdesentralisasi administrator mendapat tanggung jawab untuk mengembangkan anggaran untuk sekolah berdasar pada karakteristik unit siswa dan atau program pendidikan yang disusun. Dalam pendekatan program ini, administrator didorong untuk melibatkan guru, orang tua, masayarakat dan bahkan sekolah dalam mengembangkan anggaran untuk sekolah. Masing-masing kelompok diminta mengidentifikasi dan membatasi kebutuhan-kebutuhnnya yang brhubungan dengan penggantian dan atau penambahan barang dan jasa. Sepanjang proses tersebut ada penekanan untuk melibatkan berbagai macam orang, dan mengembangkan anggaran yang akan mencerminkan kebutuhan-kebutuhan dari sekolah tertentu.

c. Sentralisasi-desentralisasi
Proses penyusunan anggaran di beberapa sekolah tidak sepenuhnya tersentralisasi atau desentralisasi, ttapi kebanyakan merupakan gabungan dari keduanyan. Keuntungan utama dari sistem anggaran ini adalah jika ditetapkan satu tingkat kesamaan diantara sekolah-sekolahdalam hal alokasi anggaran, sementara memberikan dukungan dana tambahan untuk sekolah yang dapat menunjukkan bahwa karena suatu kondisi tertentu memperoleh lokasi anggran lebih tinggi dari pada rumus baku untuk distrik tersebut.

2. Dana yang diperoleh SMA Al-Mustardli
1) Donator tetap dan sumber dana yang tidak terikat
2) Dana yang berasal dari orang tua murid, yaitu:
a) Infaq pengembangan pendidikan SMA Al-Mustrdli
b) SPP setiap bulan
c) DPP
d) Pendaftaran murid baru atau pindahan
3) Dana bantuan dari pemerintah dan dari para dermawan yang peduli dan mengerti akan kemajuan pendidikan.


























Rekapitulasi Pendapatan SMA Al-Mustardli
No Sumber Dana Masuk Keluar Ket
1 Pemerintah provensi 50.000000
2 Pemerintah kab/kota 45.000000
3 Komite sekolah 25.000000
4 Donatur tetap 36.000000
5 Infaq wali murid 5.760000 1000 /bulan
6 SPP 288.000000 50000 /siswa
7 DPP 48.000000 100000 /siswa
8 Pendaftaran murid baru 500000
9 Dermawan 35.000000 23 orang
10
JUMLAH TOTAL 533.260000


Rekapitulasi Belanja SMA Al-Mustardli
No Alokasi Dana Masuk Keluar Ket
1 Gaiji Guru 81.600000 1 Tahun
2 Gaji Pegawai Non Guru 36.000000 1 Tahun
3 Pengembangan Kreatifitas Siswa 25..000000
4 Peningkatan Mutu Guru 20.000000
5 Peningkatan Mutu Pegawai 7.000000
6 Pemeliharaan Sarana Prasarana 24.000000
7 Penambahan sarana prasarana 50.000000
8 Penambahan Bangunan 100.000000
9 Anggaran Tidak Terduga 50.000000
10
JUMLAH TOTAL 393.600000


M. Pola Manajemen Hubungan Mayarakat
SMA Al-Mustardli mengelompokkan elemen masyarakat menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Manusia
a. Individual
a) Anggota masyarakat yang menjadi orang tua murid dan yang bukan orang tua murid
b) Backround sosial ekonomi masyarakat, apakah pegawai atau buruh
c) Tingkat kesejahtraan masyarakat
d) Kerja orang tua, apakah pihak ibu atau ayah atau balikan keduanya bekerja di luar
e) Siapa yang menjadi tokoh informal dalam masyarakat
f) Dan lain-lain
b. Kelompok
a) Organisasi orang tua
b) Organisasi sosial
c) Kelompok informal
d) Dan lain-lain
2. Tempat berkumpulnya orang
Pihak sekolah (SMA Al-Musardli) meninjau tempat-tempat yang sudah biasa ditempati oleh masyarakat, apakah di tempat ibadah, super market, pertemuan organisasi, tempat majlis taklim dan lain-lain. Hal ini harus dipahami oleh pihak sekolah dan juga harus mampu menditeksi opini masyarakat terhadap sekolah dan dapat melakukan komunikasi dengan mereka.
3. Metode komunikasi yang digunakan
Dengan memahami metode komunikasi yang digunakan, pihak sekolah dapat memastikan bagaimana masyarakat mengakses informasi tentang skolah dan sekolah dapat melakukan komunikasi dengan masyarakat, apakah melalui telephon, surat, surat kabar, radio, televisi, tatap muka dan lain-lain.
4. Harapan masyarakat
Pihak sekolah juga harus memahami harapan-harapan masyarakat terhadap sekolah tersebut terutama yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku siswa.

Persatuan (partisipasi) guru dan orang tua beserta masyarakat sangatlah penting dipahami dan dilaksanakan dalam pendidikan, karena hal tersebut bedampak positif bagi kemajuan sekolah. Dampak-dampaknya diantaranya adalah:
1. Masyarakat lebih cepat dan labih jauh mengenal kegiatan sekolah sehingga mereka bisa mnsuportnya
2. Dapat menumbangkan ide atau keahlian yang dimilikinya untuk keajuan sekolah
3. Mempunyai posisi yang lebih baik dalam mengevaluasi sekolah secara evesien dan evektif

Sedangkan bentuk-bentuk persauan (parisipasi) tersebut bisa berupa:
1. Guru dan orang tua murid serta masyarakat
Organisasi ini beranggotakan guru, orang tua murid dan masyarakat umumyang bertujuan untuk menjalin komuniksi dan memecahkan problem yang dihadapi sekolah secara bersama-sama.
2. Komite sekolah
Komite sekolah juga merupakan bentuk perwakilan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah adanya perasaan anggota komite bahwa mereka tidak didengarkan atau sebaliknya, pihak sekolah merasa bahwa anggota komite terlalu jauh mencampuri urusan sekolah.
3. Evaluator
Persatuan/partisipasi tersebut dapat juga sebagai evaluator. Pihak sekolah dapat menggunakan dua tehnik dalam hal ini, yaitu pertama dengan kuesioner yang menanyakan reaksi orang tua, guru dan masyarakat terhadap program-program sekolah. Kedua yaitu dengan interview, bisa sebagai follow up trhadap kuesioner atau berfungsi sebagai ganti dari kuesioner.
4. Resouree person/pembantu
Persatuan tersebut juga dapa meminta orang-orang yang memiliki kemampuan pengetahuan dan ketermpilan untuk menyumbangkan kemampuannya kepada sekolah.
5. Penggunaan fasilitas sekolah
Pengguna fasilitas sekolah biasanya lebih peka terhadap masalah sekolah dari pada yang idak menggunakannya.