Selasa, 20 April 2010

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliyah
MPDP Hadis dan Ilmu Hadist

Dosen Pembina:
Lutfi M.Pd.i










Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Mahfudz



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010




STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akn mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berfikir manusia-manusia pendahulunya. Untuk mencapai semua tujuan dalam hidup apalagi dalam dunia pendidikan manusia memerlukan cara/strategi-strategi dalam mewujudkan tujuan tersebut.

A. Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagi cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas, misalnya kemampuan setiap personal, jumlaj dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya. Selanjutnya, ia juga akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan, setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik tentang siasat peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai factor, baik ke dalam maupun ke luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat kit simpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal” (J.R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas: Pertama, strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.




Di bawah ini adalah beberapa jenis strategi pembelajaran:
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction), karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi itu.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strtegi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui dengan Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu dengan empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan jika mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Keteergantungan inilah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan saling membantu serta memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok.



Slavin mengemukakan dua pendapat mengenai SPK ini. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan SPK dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatakan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, SPK dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka SPK merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

B. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan merupakan terjemahan dan kata “approach”, dalm bahasa ingris diartikan dengan come near (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path dengan arti (jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. Jadi, Pendekatan Pemecahan Masalah adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu dalam memecahkan sebuah permasalahan/problem. HM. Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas. Di bawah ini adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah:
1. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keadamaan baik secara individual maupun kelompok.

2. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi

3. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini permasalahan serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.

4. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima permasalahan.

5. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah usaha memberikan materi pelajaran dan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingak perkembangannya.
6. Pendekatan Keteladanan
Adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, prilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan ahklak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.
Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan social anak.

































REFERENSI

 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah MPDP SKI

Dosen Pembina:
Ummu Kulsum M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Holifur Rahman
Mahfudz
Sultan Iskandar



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami ucapkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Menyusun Desain Pembelajaran SKI 1” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan.

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 18.04.2010



Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1 4
A. Pengertian Desain Pembelajaran 4
B. Perencanaan Pembelajaran 4
C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran 5
D. Langkah-Langkah Dalam Mendesain Pembelajaran 7
BAB III 9
KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10


















BAB I
PENDAHULUAN

حقّ بغير نظا م يغلبه با طل بنظا م

“Kebaikan tanpa tersusun atau terencana akan dikalahkan oleh kejelekan yang terencana atau tersusun”

Tujuan pendidikan seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan atau desain pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.











BAB II
PEMBAHASAN

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1

Desain adalah rancangan, pola atau model. Mendesain pembelajaran berarti menyusun rancangan atau menyusun model pembelajaran sesuai dengan Misi dan Visi sekolah. Tugas dan peran seorang desainer, sama seperti seorang arsitek, sebelum menentukan bahan dan cara mengkonstruksi bangunan terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan yang akan dibangun.

A. Pengertian Desain Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencnaan yang rumusannya berbeda satu dengan yang lain. Cunninghem misalnya, mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetehuan, fakta imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan mengformulasi hasil yang di inginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-bastas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian perencanaan di sini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk mempelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan mertode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana telah disebutkan, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pemelajaran, tahapan yang akan dilalukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah detetapkan.
2. Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua vareabel yang memengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran, yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran
3. Desain Pembelajaran Mengacu Pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran pun banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. jIka bersifat intuitif maka rancangan pembelajaran banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah maka rancangan pembelajaran diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan pembelajaran. Adapun pendekatan lainnya adalah perbuatan rancangan pembelajaran yang bersifat intuitif ilmiah, yakni merupakan paduan antara pendekatan intuitif dengan pedenkatan ilmiah sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat pelaksanaan pembelajaran dan dikembangkan pula dengan menggunakan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, maka pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sohih dari dua pendekatan lainnya apabila hanya digunakan secara terpisah
4. Desain Pembelajaran Diacukan Pada Siswa Perorangan
Setiap siswa memiliki potensi yang parlu dikembangkan.tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau di pengaruhi, tetapi tindakan atau prilaku belajar tersebut akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat
5. Desain Pembelajaran Harus Diacukan Pada Tujuan
Hasil pembelajaran mencangkup hasil langsung dan hasil tidak langsung (pengiring) perencanaan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancangan pembelajaran seringakali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran selesai (berahir) terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama, terintegrasi secara keseluruhan pada hasil langsung pembelajaran.
6. Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pengajaran yang dirasa turut memengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, variabel metode dan variabel hasil pembelajaran.



7. Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk Mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembeljaran yang diiginkan. Fokus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diarahkan. Setelah itu barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan.

D. Langkah-Langkah Dalam Mendesain Pembelajaran
Berbagai model telah dikembangkan dalam mengorganisasi pembelajaran. Satu di antaranya adalah metode Dick and Carey (1985).
Berikut langkah-langkah model Dick and Carey (1985) yang divisualisasi dalam bentuk bagan:

















Keterangan gambar:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
2. Melaksanakan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performasi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif























BAB III
KESIMPULAN

MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN SKI 1
Berikut langkah-langkah model desain pembelajaran Dick and Carey (1985) yang divisualisasi dalam bentuk bagan:













Keterangan gambar:
11. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
12. Melaksanakan analisis pembelajaran
13. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
14. Merumuskan tujuan performasi
15. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
16. Mengembangkan strategi pembelajaran
17. Mengembangkan dan memilih material pembelajaran
18. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
19. Merevisi bahan pembelajaran
20. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif



DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)
 Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, (Pernada Media, 2006)

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah Materi PAI SMP/SMA

Dosen Pembina:
Ummu Kulsum M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Holifur Rahman
Mahfudz
Sultan Iskandar



Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami lantunkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Agama Islam ” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 17.04.2010



Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 4
A. Pengertian Kurikulum Para Ahli 4
B. Bentuk-Bentuk Kurikulum 2004 Dan 2006
C. Tanggapan Kelompok Tentang Kurikulum Yang Ada Sekarang
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan agama islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam pendidikan dan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pendidikan dan pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.













BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Kurikulum Para Ahli
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata Curir dan Curere, yang pada waktu itu kurikulum diartikulasikan sebagai jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai dari garis strat sampai finish.

Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki interpretasi yang berbeda tentang kurikulum, namun dalam perbedaan interpretasi tersebut masih memiliki persamaan, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli tentang kurikulum:
1. Murray Print mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
2. Peter F. Oliva menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
3. Hilda Taba mengatakan bahwa kurikulum adalah program atau rencana belajar
4. Crow and Crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatau program untuk memperoleh ijazah.
5. M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
6. Zakiyah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
7. Dr. Addamardasyi Sarhan dan Dr. Munir Kamil bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, social, olah raga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
8. Alice Miel mengatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan, kecakapan dan sikap-sikap orang yang melayani dan dilayani di sekolah.

Dengan demikian pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangn dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaanya bukan saja di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

B. Bentuk-Bentuk Kurikulum 2004 Dan 2006
1. Bentuk Kurikulum 2004

2. Bentuk Kurikulum 2006
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujakan oleh para pengembang kurikulum ditingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang berorintasi pada pencapaian kompetisi. Oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari unsure yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolahan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat kita lihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang selanjutnya SI dan SKL itu hars dijadikan salahsatu rujakan
a. Pengertian KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa KTSP adalah kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
b. Karakteristik KTSP
1) Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu
3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah
4) KTSP merupakan kurikulum tekhnologis
c. Tujuan KTSP
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3) Meningkatkan kompetisi yang sehat ntar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai
d. Dasar Penyusunan KTSP
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan formal
e. Komponen KTSP
Sebagai sebuah pedoman KTSP terdiri atas empat komponen, yakni:
1) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
2) Struktur program dan muatan KTSP
3) Kalender pendidikan
4) Silabus dan rencana pembelajaran
f. Proses Penyusunan KTSP
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun KTSP, yaitu:
1) Analisis konteks. Yaitu, mengidenifikasi Standar Isi dan Standar Kemampuan lulusan, menganalisis kondisi yang ada dari satuan pendidikan dan menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar.
2) Mekanisme penyusunan. Yang meliputi Tim Penyusun, Kegiatan dan Pemberlakuan.


C. Tanggapan Kelompok Tentang Kurikulum Yang Ada Sekarang
























DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)
 Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, (Pernada Media, 2006)

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN BELAJAR MENGAJAR

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR
DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliyah Strategi Belajar Mengajar II

Dosen Pembina:
Lailatur Rahmah M.Pd









Disusun Oleh:
Ach Sa’idi Tamin
Syamsul Arifin
Nawawi


Fakultas Agama Islam (FAI)
Universitas Islam Madura (UIM)
Bettet Pamekasan Madura
2010



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja serta puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk melalui Rasul-NYA. Sholawat dan salam semoga abadi tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik uswah paripurna, Berkat beliau kami bisa mengenal dunia yang begitu menakjubkan, berkat beliau kami bisa terangkat dari Alam Marjinalisasi menuju Alam Pengangkat Derajat Manusia.

Ucapan Syukran Jazil kami lantunkan kepada dosen pembina, berkat bimbingan beliau kami bisa menyelesaikan makalah ini meski masih jauh dari kesempurnaan.

Terima kasih kami ucapkan pada teman-temanku yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini yang berjudul “Kegunaan Media Sumber Belajar Dan Proses Balajar Mengajar” bisa terselesaikan dengan baik dan menyenangkan

Hati selalu berharap, pikiran telah menggarap, mulut selalu berucap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin…!








Pamkasan 16.04.2010



Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR 4
A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan 4
B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual 5
C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran 5
D. Lebih Memantapkan Pengajaran 5
E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika 5
BAB III 8
KESIMPULAN 8
DAFTAR ISI 9













BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliyah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khlifah. Untuk melaksankan tugasnya, khalifah dituntut untuk menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Agar tujuan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung.













BAB II
PEMBAHASAN

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akn mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berfikir manusia-manusia pendahulunya. Untuk mencapai semua tujuan yang dimaksud maka diperlukan alat atau media dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Dari beberapa literatur tidak terdapat perbedaan pengertian alat dan media pendidikan, Zakiyah Deradjat menyebutkan pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan, sarana pendidikan. Sedangkan dalam kepustakaan asing, sementara ahli menggunakan istilah audio visual aids (AVA), teaching, material, instructional material.

Di bawah ini terdapat beberapa kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar:
A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan
1. Mempercepat laju belajar dan membantu guru/dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
2. mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik/mahasiswa.
3. Membuat konkrit konsep yang abstrak
4. Menampilkan objek yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang




B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual
1. Mengurangi control guru/dosen yang kaku dan trasisional
2. Memberikan kesempatan bagi peserta didik/mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya
3. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpang menurut kebutuhan

C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran
1. Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis
2. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
3. Merangsang anak didik untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan belajar dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu
4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran

D. Lebih Memantapkan Pengajaran
1. Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi
2. Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit
3. Mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik
4. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat

E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika
1. Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit
2. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa
3. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit



Dalam kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Identifikasi kebutuhan sumber daya
Pengelola sekolah perlu dilakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama manusia, yang tersedia untuk dapat memanfaatkan atau mengelola sumber-sumber belajar demi pencapaian tujuan pendidikan. Ketersediaan sumber belajar tidak akan banyak berarti tanpa ada dukungan sumber daya manusia yang mampu menggunaknnya.

2. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
Selain persoalan ketersediaan sumber daya di sekolah juga perlu diklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam pemnfaatannya.

3. Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok
Sumber belajar tidak hanya dipahami sebagai jumlah benda matin namun juga berupa mahkluk hidup, termasuk manusia. Oleh karenanya pengelompokan sumber belajar sangat membantu dalam penggunaanya agar sesuai dengan tujuan belajar dari setiap mata pelajaran.

4. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang dimampu guru
Setelah mengelompokkan sumber-sumber belajar maka mengkaitkan kelompok sumber belajar tersebut dengan mata pelajaran yang dimampu guru.

5. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran
Langkah berikutnya yang perlu dicermati adalah menentukan materi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Penggunaan sumber belajar pada dasarnya untuk mendukung pencapaian kompetensi ini. Kompetensi yang dimaksud di sini mencakup penguasaan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat.


6. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran
Langkah berikutnya adalah memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.































BAB III
KESIMPULAN

KEGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Meningkatkan Produktifitas Pendidikan
B. Memberikan Kemungkinan Pendidikan Yang Sifatnya Lebih Individual
C. Memberikan Dasar Yang Lebih Ilmiyah Terhadap Pengajaran
D. Lebih Memantapkan Pengajaran
E. Memungkinkan Belajar Secara Seketika

Dalam kegunaan media sumber belajar dan proses belajar mengajar ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Identifikasi kebutuhan sumber daya
2. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
3. Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok
4. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang dimampu guru
5. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran
6. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran











DAFTAR PUSTAKA

 H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kalam Mulya, 2002)
 Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007)
 Uno Hamzah B, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Gorontalu, Nurul Jannah 1997)
 Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta, Kencana, 2008)
 Amnur Ali Muhdi, Konfigurasi Politik Pedidikan Nasional,(Yogyakarta, Pustaka Fhima, 2007)